JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) telah melakukan implementasi BIM pada setiap proyek yang dikerjakan.
Saat ini Teknologi BIM Waskita Karya sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP) terkait volume pekerjaan sebagai pembanding ke perhitungan volume secara manual untuk pekerjaan utama.
Sehingga bisa memastikan volume pekerjaan memiliki informasi pembanding sebagai rujukan dalam merencanakan anggaran dan pengendalian saat pelaksanaan dapat mengidentifikasi volume pekerjaan sejak awal. Adapun proyek nantinya akan memiliki ruang untuk mengelola lebih baik dan mengambil pengalaman standard anggaran dari proyek yang telah selesai.
Hal ini untuk digunakan sebagai benchmark di masa depan dalam menawar, merencanakan serta mengendalikan proyek.
“Integrasi BIM ERP ini bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime,” Direktur SDM Pengembangan Sistem dan Legal Waskita Karya, Ratna Ningrum dalam keterangan resmi, Kamis (5/10/2023).
Penerapan teknologi BIM menjadi salah satu faktor dalam percepatan proses pembangunan sejumlah proyek bendungan strategis nasional.
Saat ini proyek Bendungan Rukoh telah mencapai progres pembangunan 62,2%, Proyek Bendungan Jlantah mencapai 74,2%, Proyek Bendungan Jragung mencapai 28,8%, dan Proyek Bendungan Temef mencapai 67,8%.
"Seluruh bendungan tersebut telah mengimplementasikan teknologi BIM sehingga perseroan optimistis dapat
menyelesaikan beberapa proyek bendungan pada 2023 hingga 2024 agar dapat segera berfungsi dan memberikan manfaat bagi masyarakat," jelasnya.
Saat ini, secara total Waskita mengerjakan sebanyak 93 proyek senilai Rp51,6 triliun.
Proyek-proyek Waskita tersebut didominasi oleh proyek pemerintah dan BUMN, dengan rincian pengerjaan proyek dari pemerintah senilai Rp4,47 triliun atau setara dengan 46,07% dari keseluruhan proyek dan proyek dari BUMN/ BUMD senilai Rp3,13 triliun atau setara dengan 32,19%.
"Selain itu, perusahaan juga mengerjakan proyek dari Pemerintah Luar Negeri senilai Rp 1,92 triliun atau 19,82%, proyek dari Perusahaan Swasta senilai Rp 100 miliar (1,04%), serta Investasi senilai Rp 90 miliar
atau 0,88%. Secara data, Waskita telah banyak andil dalam pembangunan infrastruktur SDA yang mencapai 14,7% dari total 93 proyek yang saat ini tengah dikerjakan, perseroan telah menyelesaikan sejumlah kurang lebih sebanyak 15 bendungan," katanya.
Teknologi juga merupakan salah satu langkah untuk menerapkan Good Corporate Governance
(GCG) perusahaan.
Melalui penggunaan teknologi seperti Building Information Modeling (BIM), dapat dilakukan integrasi data dan analisis yang komprehensif terkait aspek waktu (4D), biaya (5D) hingga facility management (7D) yang dapat menunjang manajemen data di lingkup proyek.
Dengan demikian, seluruh pihak yang terlibat dapat melaksanakan proses konstruksi secara terintegrasi dan lebih efisien.
Waskita Karya optimis dapat terus membangun infrastruktur Indonesia dengan kualitas yang terbaik.
"Kemampuan tersebut akan didukung oleh kondisi keuangan perusahaan yang akan mendapatkan penguatan permodalan melalui PT Hutama Karya pada 2024 sebesar Rp12,5 triliun. Suntikan dana ini merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan pemerintah, sesuai usulan Kementerian BUMN, guna menunjang kebutuhan modal kerja PSN yang tengah dikerjakan oleh Waskita Karya," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)