Data yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan penjualan ritel zona euro turun 1,2% pada bulan Agustus, sementara Indeks Manajer Pembelian gabungan akhir menunjukkan bahwa perekonomian zona euro mungkin menyusut pada kuartal terakhir, membuat resesi pada paruh kedua tahun ini lebih mungkin terjadi.
Menteri Keuangan Shunichi Suzuki pada hari Rabu menolak berkomentar mengenai apakah pihak berwenang telah melakukan intervensi untuk mendukung yen, dan mengulangi bahwa nilai mata uang harus bergerak stabil yang mencerminkan fundamental.
Dari sisi sentimen internal, pemerintah optimistis, perekonomian nasional masih akan terus tumbuh dengan kuat dan semakin inklusif di masa depan. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Ragam faktor telah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menunjukkan tren yang positif.
“Sementara dari sisi investasi publik, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan IKN Nusantara akan mendorong pertumbuhan investasi sekaligus menstimulasi aktivitas investasi sektor swasta di masa depan,” ungkap Ibrahim.
Membaiknya intermediasi sektor keuangan yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan kredit perbankan, juga akan turut mendukung aktivitas investasi.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi tumbuh secara konsisten di atas 5 persen YoY sejak kuartal keempat 2021 hingga kuartal kedua 2023 berkat naiknya permintaan domestik, baik dari sisi konsumsi swasta dan investasi, seiring dengan peningkatan mobilitas ekonomi.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang perlu menjadi perhatian bagi segenap pembuat kebijakan ke depan. Salah satunya, yaitu akumulasi 8 bulan surplus neraca perdagangan telah turun sebesar -30 persen YoY.
(Taufik Fajar)