JAKARTA - Harga beras melambung sejak hampir dua bulan belakangan ini. Rata-rata harga beras nasional berada di angka Rp14.450 per kilogram (kg).
Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, tingginya harga Gabah Kering Panen (GKP) menjadi sebab tingginya harga beras di pasar saat ini.
BACA JUGA:
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi komoditas beras pada September 2023 lebih disebabkan karena penurunan luas tanam padi dan penurunan produksi gabah yang menyebabkan tingginya harga gabah dan beras baik di tingkat petani, penggilingan, maupun pedagang.
BACA JUGA:
Berikut Okezone rangkum fakta harga beras mahal hingga RI Impor 1,5 Juta Ton Beras, Sabtu (14/10/2023).
1. Petani Senang
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencatat harga Gabah Kering Giling (GKG) dan Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani melonjak naik. Hal ini membuat para petani senang.
2. Pembatasan Pembelian
Toko- toko ritel memberlakukan pembatasan pembelian terhadap pembeli. Pembelian beras dibatasi hanya dua kantong per harinya yang berlaku untuk semua jenis beras.
Alasan pembatasan pembelian tersebut karena harga beras yang melambung tinggi dan persediaannya yang mulai langka.
3. Produksi Menurun
Produksi di tingkat petani menurun akibat adanya fenomena dari El Nino saat ini.
BACA JUGA:
4. Cadangan Masih Banyak
Jokowi pun menargetkan adanya penambahan stok beras sebanyak 1,5 juta ton yang nantinya diserap Perum Bulog hingga akhir tahun ini.
5. Semua Persediaan Dilepas ke Pasar
Presiden Jokowi telah memerintahkan stok beras yang ada di gudang Bulog segera dilepas ke pasar. Hal ini supaya mengendalikan harga yang terus merangkak naik di pasar.
6. Menambah Perdagangan
Pemerintah juga akan menambah pengadaan beras sebanyak 1,5 juta ton untuk menjaga ketersediaan stok dan stabilisasi harga.
Pengadaan beras sebanyak 1,5 juta ton itu diantaranya, dilakukan dengan impor dari Vietnam, Thailand, dan Kamboja.
Importasi ini semata-mata hanya untuk mengontrol harga di pasar. Mengingat beras punya andil yang tidak sedikit dalam peningkatan inflasi nasional.
(Zuhirna Wulan Dilla)