Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Punya Desa Energi Berdikari, Bisa Tekan Emisi hingga Hemat Rp139 Juta per Tahun

Arfiah , Jurnalis-Rabu, 18 Oktober 2023 |17:35 WIB
 RI Punya Desa Energi Berdikari, Bisa Tekan Emisi hingga Hemat Rp139 Juta per Tahun
RI Punya Desa Energi Berdikari (Foto: Dokumen Kementerian ESDM)
A
A
A

JAKARTA - Setiap perusahaan energi saat ini dipastikan memiliki strategi untuk terlibat dalam masa transisi energi maupun penurunan emisi karbon, tak terkecuali dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Sekretaris Perusahaan PHE Arya Dwi Paramita menjelaskan, manajemen telah memiliki strategi inisiatif dalam upaya menuju karbon nol atau Net Zero Emission (NZE) yaitu transisi gas, dekarbonisasi serta peluang penggunaan Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Storage and Utilization (CCUS). Namun ada satu inisiatif tambahan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat yaitu Desa Energi Berdikari (DEB).

"Pendekatan desa energi berdikari di sini kita memberikan awareness bahwa di sekitar mereka ada sumber energi tebarukan yang bisa manfaatkan. Kedua, dari awareness itu mereka bisa memanfaatkan. Ketiga, masyarakat mendapatkan manfaatnya tidak hanya dari sisi mendapatkan energi dengan mudah tapi juga dampak ekonomi," jelas Arya saat webinar tema Climate Change Mitigation : Collaborative Strategies for Greener Energy Industry seperti dikutip, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Sejauh ini ada 14 lokasi Desa Energi Berdikari yang memanfaatkan energi surya menghasilkan tenaga listrik sekitar 75,05 kWp dengan pengurangan emisi setara 109.962 ton CO2 per tahun dan dampak efisiensi ekonominya mencapai Rp139 juta per tahun.

Kemudian ada tiga lokasi DEB yang kembangkan biogas dan gas metana dengan total gas yang dihasulkan sebesar 793.795 M3 per tahun.

Sementara untuk estimasi pengurangan emisinya 335.580 ton CO2 per tahun dengan total estimasi efisensi mencapai Rp589 juta per tahun.

 BACA JUGA:

Ada juga satu lokasi hybrid memanfaatkan energi solar dan angin dengan energi yang dihasilkan masing-masing sekitar 0,5 kWp dan estimasi pengurangan emisinya 7,7 ton CO2 dengan estimasi efisiensi ekonominya sebesar Rp7,7 juta per tahun. Serta ada dua lokasi pemanfaatan bioethanol. Produksi bioetanol sendiri sebesar 3.766,5 liter per tahun dengan total estimasi pengurangan emisi sebesar 7.525 ton CO2 per tahun dan efisiensi sebesar Rp18,06 juta per tahun.

"Program program tersebut di sertifikasi, sehingga para local hero bisa sustain untuk berkembang. Program ini potensial economic savings-nya mencapai Rp 757 juta per tahun dengan potensi reduksi emisi 343.219 ton setara CO2 sampai dengan September 2023," ujar Arya.

Melalui pilar Pertamina NZE dengan goal NZE pada tahun 2060 juga memiliki inisiatif strategis melalui dekarbonisasi bisnis yaitu efisiensi energi, pembangkit listrik ramah lingkungan, pengurangan kerugian (zero flaring rutin), bahan bakar rendah karbon dan lain sebagainya serta pembangunan bisnis baru melalui CCS/CCUS yang terintegrasi.

"Pada 26 September 2023 lalu IDX meluncurkan IDX Carbon yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Dan PHE juga mencatatkan transaksi perdana dalam perdagangan karbon kredit dimana PHE sebagai pelaku industri hulu migas pertama yang menjadi bagian dalam Bursa Karbon,’’ ungkap Arya.

Sementara itu, Direktur Mitigas Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yulia Suryanti menyatakan bahwa sektor energi merupakan salah satu sektor penyumbang emisi paling tinggi dibandingkan sektor lain bahkan berdasarkan dokumen Enhanced NDC Indonesia 2022 pertumbuhannya mencapai sejak tahun 2002-2012 sebesar 4,5%. Untuk itu peran para pemangku kepentingan di sektor energi menjadi kunci penting dalam upaya mencapai target NZE.

"Apabila soal sektor energi ketika berbicara perubahan iklim terkait dekarbonisasi melalui efisiensi energi, emisi bahan bakar. 2030 kita tingkatkan komitmen pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89% jika dilakukan secara bussiness as usual bisa Indonesia capai. Tapi kalau ada bantuan internasional bisa mencapai 43,20%," ungkap Yulia.

Adapun upaya pengurangan emisi di sektor energi melalui penggunaan energi baru terbarukan (EBT) seperti pemanfaatan biofuel, cofiring, biomass dan solar PV. Lalu efisiensi energi melalui kendaraan listrik, manajemen energi mandatori, kompor induksi dan lampu peneragan jalan hemat energi. Kemudian dan bahan bakar rendah emisi pemanfaatan gas lebih banyak serta pemanfaatan clean coal technology pada pembangkit listrik.

"Pemerintah juga mengusung kebijakan energi gabungan dan penerapan sumber energi bersih sebagai arahan kebiajakan nasional menuju jalur dekarbonisasi sektor energi," kata Yulia.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement