JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) di kuartal III dan kuartal IV tahun ini diprediksi akan melambat. Tercatat, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II-2023 sebesar 2,1% secara tahunan.
"Dalam enam bulan ke depan ekonomi Amerika diperkirakan akan mengalami kontraksi karena tingkat suku bunga yang tinggi dan data-data penting yang mengalami penurunan," kata Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail dalam risetnya, Jakarta, Senin (23/10/2023).
Selain itu, upah minimum yang naik lebih kecil dibandingkan inflasi juga mengindikasikan pemotongan tingkat suku bunga di masa depan pada negeri paman sam.
Berdasarkan hal tersebut, dia memprediksi bahwa The Fed diperkirakan tidak akan memotong tingkat suku bunga pada bulan November sedangkan Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan memangkas tingkat suku bunga.
BACA JUGA:
Jika harga minyak masih bertahan di USD86-89 per barel pada kuartal I, maka inflasi Amerika berdasarkan indeks komoditas energi bisa mencapai -1% hingga 0,1% secara tahunan. Dalam hal ini, tingkat suku bunga The Fed di kuartal I diperkirakan akan dipangkas.
Sebelumnya, Ahmad Mikail memprediksi adanya pemotongan tingkat suku bunga pada semester kedua tahun 2023.
Di mana tingkat suku bunga Amerika seharusnya berada pada level 2,5%. Namun, saat ini masih tetap berada di kisaran 5,25%-5,50%. Bahkan suku bunga acuan The Fed mungkin masih akan dinaikkan sekali lagi pada tahun ini ke kisaran puncak 5,50%-5,75%.
Salah satu alasan mengapa tingkat suku bunga ini masih dipertahankan adalah karena tingkat inflasi di Amerika masih tetap berada di level 2%, yang dapat dianggap sebagai tingkat inflasi yang rendah.
Di sisi lain, menjelang kuartal IV-2023 momen menjelang Halloween justru momen emas untuk masuk ke pasar saham.
"Halloween strategi adalah strategi waktu pemasaran berdasarkan hipotesis bahwa saham berkinerja lebih baik antara 31 Oktober dan mungkin mereka melakukannya antara awal Mei hingga akhir Oktober. Kita bisa membeli saham di bulan november, menahan selama musim dingin, kemudian menjual bulan April," kata CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya.
(Dani Jumadil Akhir)