JAKARTA - Indonesia melakukan beragam inisiatif kemanusiaan serta terus menyerukan perdamaian dunia.
Salah satunya adalah melalui Indonesian Aid sebuah Special Mission Vehicle di bawah Kemenkeu.
BACA JUGA:
"Seusai menghadiri rapat dengan Presiden @jokowi terkait langkah-langkah yang Indonesia dapat lakukan terhadap perkembangan situasi di Gaza, saya bertemu dengan JICA. Sebuah lembaga yang didirikan pemerintah Jepang untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang," ujar Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati, dikutip di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Pada pertemuan ini mereka membahas berbagai potensi kerja sama yang dapat Indonesian Aid dan JICA lakukan.
Salah satunya terkait pilar Indonesia Emas 2045, yaitu pemerataan pembangunan.
BACA JUGA:
"Saya juga menyaksikan penandatanganan MoU antara Indonesian Aid dengan JICA terkait dimensi-dimensi kerja sama yang baru antar kedua belah pihak," pungkasnya.
Presiden JICA, Tanaka Akihiko menyampaikan ketertarikannya terhadap pesatnya pembangunan di Indonesia.
Salah satunya, beliau memuji pengelolaan MRT yang sudah kelas dunia dari sisi ketepatan waktu serta perawatan asetnya.
"Bahkan menurutnya, kita mencapai titik ini jauh lebih cepat dari Tokyo Metro..! Saya juga sampaikan, pemerintah Indonesia juga sedang fokus membangun infrastruktur (baik jalan, bandar udara, hingga pelabuhan) di seluruh daerah Indonesia, mulai Aceh hingga Papua," ungkap Sri.
Titik ini juga dapat menjadi fokus kerja sama antara Indonesia dengan JICA untuk mengakselerasi pemerataan pembangunan.
"Di akhir, kami bertukar kenang-kenangan. Saya pun berkelakar mengenai kenang-kenangan dari Indonesia yang mengambil tokoh pewayangan yang diadaptasi dari kisah Mahabharata, kisah ini terasa begitu dekat dengan generasi kolonial. Sementara bagi generasi milenial dan seterusnya, kisah-kisah manga seperti Naruto dan One Piece lebih dekat dengan mereka. Tanaka-san pun mengamini," sambung Sri.
Dia pun berharap, kerja sama yang terjalin antara Indonesia dengan JICA ini dapat membawa kebaikan bagi Indonesia dan juga dunia.
"Pembangunan bukanlah proses yang simpel, perlu sinergi antar negara-negara di dunia. Untuk mencapai kesejahteraan bersama..!" pungkas Sri.
(Zuhirna Wulan Dilla)