JAKARTA - Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono melepas ekspor 9 kontainer berisi 243 ton produk perikanan senilai Rp18,7 miliar ke China.
Trenggono mengatakan ekspor perdana dari fasilitas Cold Storage Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Muara Baru ini sekaligus menegaskan komitmennya dalam mengintegrasikan program prioritas berbasis ekonomi biru, terlebih ikan yang diekspor ini berasal dari hasil tangkapan di Zona I dan Zona III kawasan Penangkapan Ikan Terukur (PIT).
"Penangkapan ikan terukur nanti akan masuk pada versi 1 versi 2 versi 3 dan seterusnya sesuai jamannya. Penangkapan itu diatur jenis ikan mana yang boleh ditangkap, lalu cara penangkapannya yang beradab (ramah lingkungan dan berkelanjutan), kemudian disampaikan kepada pelanggan (konsumen), sehingga kita bisa menjanjikan bahwa ikan yang dikelola dengan baik yang akan kita ekspor, baik secara kesehatannya dan higienitasnya," kata Menteri Trenggono dalam keterangan tertulis, Kamis (9/11/2023).
Trenggono mengatakan Tiongkok merupakan pasar produk perikanan yang memiliki pertumbuhan sangat signifikan, yaitu 22% per tahun selama 5 tahun terakhir.
Adapun berdasarkan data International Trade Statistic, pada tahun 2022 impor produk perikanan Tiongkok mencapai USD23,5 miliar atau 12% terhadap total impor dunia, dan menempatkan Negeri Tirai Bambu ini sebagai negara pengimpor produk perikanan global ke-2 setelah Amerika Serikat.
"Peluang pasar tersebut telah dimanfaatkan oleh beberapa negara produsen perikanan global, termasuk Indonesia," terangnya.
Adapun komoditas impor utama Tiongkok adalah Udang sebesar USD6,29 miliar dengan persentase 26,8%, disusul Tepung Ikan USD2,99 miliar, Lobster USD1,64 miliar, Rajungan-Kepiting USD1,56 miliar, Salmon-Trout USD1,43 miliar, dan Cumi-Sotong-Gurita USD1,04 miliar. Negara pemasok utamanya meliputi Ekuador dengan kontribusi 15,4%, disusul Rusia dengan kontribusi 12,6%. Selanjutnya Vietnam dengan kontribusi 8,5%.