Namun demikian menurutnya, keterampilan digital yang dimiliki tenaga kerja Indonesia masih bersifat teoritis dan umum, sehingga terjadi kesenjangan dari sisi suply dan demand industri
Dalam paparannya, Ida Fauziyah juga menyebutkan beberapa sektor yang punya permintaan tinggi disebuah perusahaan. Misalnya TIK sebesar 26,91%, jasa keuangan 25,44%, ritel 6,32%, makanan dan minuman 5,55%, media, penerbitan, dan ritel 5,20%, perhotelan dan akomodasi 4,43%, kecantikan 4,15%, serta manufaktur dan konstruksi sebesar 3,72%.
"Kemnaker membuat kebijakan link and match ketenagakerjaan sebagai solusi mengurangi kesenjangan dalam pasar kerja di Indonesia, dengan arah kebijakan membangun integritas antara pelatihan, sertifikasi, dan penempatan tenaga kerja," tukasnya.
(Feby Novalius)