Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengerikan, Perekonomian Gaza Hancur Lebur di Luar Estimasi Para Ahli

Rani Hardjanti , Jurnalis-Jum'at, 24 November 2023 |13:50 WIB
Mengerikan, Perekonomian Gaza Hancur Lebur di Luar Estimasi Para Ahli
Perekonomian Gaza Hancur Lebur (Foto: Crisis Group)
A
A
A

JAKARTA - Tak henti-hentinya Israel bersikap agresif di wilayah Gaza. Pertempuran demi pertempuran meluluhlantakkan bangunan dan gedung, menjadi puing-puing. Kondisi tersebut sekaligus mencerminkan kondisi ekonomi Gaza.

Perekonomian Gaza yang sudah rapuh dan hancur akibat perang kini hancur. Seperti halnya bangunan-bangunan di Gaza, setelah lebih dari sebulan dibombardir Israel.

Laporan dari Palestine Economic Policy Research Institute menyebutkan, perekonomian di wilayah tersebut secara efektif terhenti tanpa kepastian waktu.

Ringkasan dari laporan tersebut mengungkap bahwa perekonomian Gaza terhenti pada kuartal IV-2023 tanpa batas waktu, ditambah dengan rusaknya infrastruktur ekonomi dan pemukiman yang terus berlanjut selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Gaza adalah medan perang antara dua kekuatan, salah satunya adalah sebuah raksasa militer, yang digerakkan oleh perekonomian yang 150 kali lebih besar dibandingkan negara-negara yang sudah 'kehabisan tenaga'.

Perdagangan komoditas dan jasa terhenti dan tidak dapat dimulai secara cepat, meski perang berakhir.

Saat ini warga Gaza Lebih membutuhkan makanan, tempat tinggal, dan perawatan. Sebab, lebih dari dua juta orang terlantar, terluka dan trauma di Jalur Gaza.

"Gaza sudah menderita dari kemunduran yang signifikan sejak tahun 2007. Tingkat kehancuran akibat perang ini sungguh tidak dapat dibayangkan," demikian dikutip dari laporan tersebut.

Sebelum perang, mayoritas warga Gaza memiliki akses terbatas terhadap konsumsi yang terjangkau dan bergizi, kendati berstatuskan rawan pangan.

Namun situasinya kini berubah menjadi mengerikan. Menurut Program Pangan Dunia PBB, sekitar 80% penduduk Gaza bergantung pada bantuan internasional sebelum eskalasi terbaru terjadi.

Perekonomian Gaza 100% bergantung pada dua sumber pendapatan, yakni yang pertama bantuan luar negeri. Kedua, akses ketenagakerjaan Israel. Sumber ini sekarang sudah hilang, dan dimungkinkan akan hilang selamanya.

"Satu-satunya yang tersisa adalah bantuan luar negeri,” ujar Partner and Chief Strategist at Clocktower Group Marko Papic, seperti dikutip dari CNBC.com, Jumat (24/11/2023).

Sebelumnya, tingkat pengangguran di Gaza, yang biasanya merupakan salah satu yang tertinggi di dunia dengan angka di atas 40%. Kini kondisinya semakin parah dengan angka mendekati 100% pengangguran.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement