JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengaku optimis menghadapi bulan terakhir di tahun ini. Di mana perseroan mencatatkan kinerja keuangan cemerlang dengan mencapai target yang telah ditetapkan.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, meskipun situasinya tidak mudah, tetapi BRI akan berusaha keras untuk mencapai target-target yang sudah digariskan.
"Pertama, untuk 2023 itu kita masih ingin menumbuhkan kredit di kisaran 10-12%, di mana sampai September kita mampu tumbuh 12,5%. Sebenarnya sudah melebihi dari target," kata Sunarso pada Public Expose Live 2023, Kamis (30/11/2023).
Adapun realisasi hingga akhir September 2023 penyaluran kredit BRI Group mampu tumbuh 12,53% yoy menjadi Rp1.250,72 triliun dan seluruh segmen kredit tercatat tumbuh positif.
Kemudian net interest margin (NIM) BRI targetkan 7,7% sampai 7,9% dan realisasinya sampai September adalah 8,05%, artinya melebihi target.
"Dan kemudian, kredit cost. Kita targetkan 2,2% sampai 2,4%, dan kemudian realisasinya memang 2,44%. Ada kira-kira miss di 0,04%, dan saya yakin kita masih bisa atasi nanti di sisa quarter keempat 2021," ujar Sunarso.
Di sisa akhir tahun 2023 ini juga NPL ditargetkan 2,8% sampai 3,6%, dan BRI masih harus kerja keras karena sampai di September NPL masih di 3,07%.
Untuk NPL BRI yang tercatat sebesar 3,07% atau lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09%. Di samping itu, sebagai bagian dari soft landing strategy, BRI juga tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 228,65%.
Strategi BRI yang terus fokus dalam meningkatkan porsi dana murah dan digitalisasi pada operasional bisnisnya berdampak kepada semakin baiknya rasio efisiensi perseroan. Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan CIR (Cost to Income Ratio) yang secara konsisten semakin membaik.