JAKARTA - Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencatat hingga saat ini telah dikantongi 345 LOI (letter of intent) atau surat pernyataan minat investasi dari para calon investor di IKN.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Agung Wicaksono mengatakan, jumlah tersebut bertambah 15 LOI sejak pencatatan per akhir Desember kemarin berjumlah 330 LOI yang terdiri dari berbagai sektor.
"Kalau total yang LOI memang sangat tinggi, yaitu 345 totalnya, tapi apakah ini melebihi kebutuhan, kita tentu harus evaluasi 1 per satu," ujar Agung dalam Media Briefing, Selasa (16/1/202).
Agung mengaku, sentimen tahun politik tidak menjadi sentimen negatif masuknya investasi ke IKN. Sebab proses pembangunan sudah dilandasi oleh dasar hukum yang kuat melalui UU Nomor 21 Tahun 2023 tentang IKN.
"Apakah ini melambat, saya rasa tidak, terakhir saya media briefing, LOI itu 330 sekarang 345, jadi akan terus bertambah," lanjutnya.
Bahkan, Agung mengklaim saat ini para investor yang hendak membangun di wilayah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1A sudah tidak dapat dilakukan karena alasan keterbatasan lahan. Sehingga investor akan diarahkan untuk membangun di wilayah sebelahnya, yaitu KIPP 1B dan 1C.
"Kawasan 1A, ini sudah penuh, jadi kalau ada yang mau masuk ke IKN berinvestasi ke kawasan 1A, itu sudah tidak ada areanya, itu yang disebut melebihi," sambungnya.
Lebih lanjut Agung menjelaskan jumlah LOI yang masuk tesebut saat ini masih didominasi oleh investor domestik. Hal itu selaras dengan komitmen pembangunan IKN yang memprioritaskan pelaku usaha dalam negeri untuk melakukan investasi.
Berangkat dari LOI tersebut, Agung menambahkan beberapa proyek siap dilakukan groundbreaking atau merealisasikan LOI yang disampaikan. Setidaknya ada 4 proyek dari swasta yang siap gorundbreaking pada bulan Januari ini.
Beberapa proyek milik sektor swasta terdiri dari Sun Hub untuk membangun sektor pergudangan di IKN, Jambuwuluk Hotels and Resorts untuk membangun hotel bintang 5, Benihbaik.com membangun Green Pesantren, serta proyek perushaan asal Kalimantan PT Wulandari Bangun Laksana (WBL) untuk membangun Nusantara Warehouse Park.
(Feby Novalius)