Hikmat mengatakan industri film Indonesia memiliki potensi untuk menarik lebih dari 60 juta penonton, asalkan disertai dengan penambahan dan persebaran bioskop yang lebih merata.
Menurut dia, saat ini, persebaran bioskop masih terpusat di Jabodetabek dengan persentase 60%. Kondisi ini membuat jumlah layar bioskop menjadi terbatas dan film yang diproduksi mendapatkan jatah tayang yang minim.
"Karena jumlah layar sedikit, jumlah film yang diproduksi tidak dapat tempat karena terlalu banyak (film), dan daya tampung (bioskop) tidak cukup," kata Hikmat yang juga pernah menjadi Wakil Ketua 1 Dewan Kesenian Jakarta periode 2021-2023 itu.
(Feby Novalius)