JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan kesepakatan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ke MIND ID terlaksana pekan depan. Hal ini setelah adanya kesepakatan soal nilai transaksi penjualan saham disetujui pemerintah dan INCO.
Adapun MIND ID dan para pemegang saham Vale Indonesia telah menyepakati harga divestasi saham sebesar 14 persen. Bocorannya, harga saham yang dilepas berada di kisaran Rp3.000 per lembar.
Erick menjelaskan, hasil negosiasi akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlebih dahulu dan bila disetujui Kepala Negara, maka penandatanganan divestasi segera dilakukan.
“Saya akan melaporkan daripada kesepakatan Vale yang, di mana Kementerian BUMN, Kementerian Investasi dan Kementerian ESDM bersama-sama secara berkesinambungan melakukan negosiasi ini,” ujar Erick saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/2/2024).
“Jadi nanti, kalau harga sudah benar-benar kita laporkan ke bapak Presiden dan pak Presiden sudah meng-ok-kan, baru nanti sudah penandatanganan kerja sama, ya antara BUMN dan Vale,” paparnya.
Pemerintah, lanjut dia, berharap pelepasan 14 persen saham Vale segera dirampungkan. Adapun, pemegang saham terbesar Vale Indonesia adalah Vale Canada Limited (VCL) dengan kepemilikan 43,79 persen.
Sedangkan, Holding BUMN tambang MIND ID menggenggam 20 persen saham dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) 15,03 persen. Lalu, kepemilikan publik di Vale sebesar 21,18 persen.
Jika Vale, 14 persen sahamnya Vale resmi diambil MIND, maka kepemilikan negara di perusahaan nikel ini menyentuh 54 persen.
“Kita berharap minggu depan, secepatnya lah. Nah, makanya sejak awal negosiasi Vale, opsinya dua. Dan kalau ini terjadi kita bangun ekosistem sama sama, mendorong pertumbuhan,” beber dia.
“Saya yang mau tekankan di sini, gini lho saya tidak mempersulit investasi, saya tidak ada arogansi dengan asing. Tapi sebagai bangsa ya kita juga mesti pinter, jangan bernegosiasi pakai bahasa inggris yang seharusnya no, no, no karena kita terbatas, malu, gengsi, yes, yes, yes, akhirnya kita menjual negara kita,” jelas Erick.
(Feby Novalius)