Kementerian Keuangan juga akan terus melakukan koordinasi dan sinergi dengan Bank Indonesia, serta pembiayaan dilakukan secara prudent dan fleksibel.
“Kalau kita mengatakan fleksibel, artinya pengadaan utang selalu kita pikirkan dałam konteks timing, kapan, besarannya, bentuk instrumennya, dan currency mix,” katanya.
Perlu diketahui, APBN 2024 hingga akhir Januari mencatatkan surplus sebesar Rp31,3 triliun atau 0,14% PDB, dengan keseimbangan primer tercatat positif sebesar Rp61,4 triliun.
Realisasi Belanja Negara mencapai Rp184,2 triliun atau 5,5 % pagu APBN. Dukungan APBN kepada APBD melalui Transfer ke Daerah (TKD) meningkat, di mana sampai dengan 31 Januari 2024 mencapai Rp87,8 triliun (10,2% dari pagu APBN).
(Dani Jumadil Akhir)