Sedangkan Kepala Satuan Pengembangan Teknologi dan Manajemen Aset PT PLN Indonesia Power Tarwaji Warsokusumo mengatakan, fenomena duck curve yang terjadi di Amerika Serikat (AS) jangan pula terjadi di Indonesia ini, PLN harus bisa memberikan kehandalannya dalam memproduksi daya listriknya.
"Tentunya dengan meningkatkan kapasitas PLTGU agar daya listrik bisa, untuk itu kita harus membutuhkan pembangkit yang begitu cepat respon, di California sendiri membutuhkan pembangkit 13.000 mega watt untuk menstabilkan jaringan interkoneksi," katanya.
Dia menilai Indonesia harus menyediakan pembangkit-pembnagkit yang mempunyai fleksibilitas dalam menangani beban minimum dan maksimum.
“Nah ini persoalan pelik yang kita sediakan sebagai provider. Di mana kalau hanya menggunakan PLTU saja kita hanya bisa masuk 5 MB per menit ini sangat lambat. Sehingga kita butuhkan pembangkit listrik sejenis PLTG yang bisa merespon sekitar 88 MW per menit ya” tegasnya
(Dani Jumadil Akhir)