Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ada Insentif Pajak, Intip Prospek Sektor Properti Usai Pemilu di 2024

Nurul Amirah Nasution , Jurnalis-Rabu, 28 Februari 2024 |18:13 WIB
Ada Insentif Pajak, Intip Prospek Sektor Properti Usai Pemilu di 2024
Ada Insentif Pajak, Intip Prospek Sektor Properti di 2024 (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Ada insentif pajak, intip prospek sektor properti di 2024. Permintaan properti akan meningkat dan membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional, utamanya pada sektor industri perumahan.

Pemerintah resmi meneken insentif untuk menjaga pertumbuhan industri properti berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah baru.

Kebijakan insentif PPN DTP atas penyerahan rumah tapak dan satuan rumah susun dengan harga jual paling banyak Rp5 miliar diperpanjang hingga akhir 2024. Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku pada 13 Februari 2024.

"Pemerintah meluncurkan program insentif PPN DTP yang sangat menarik, khususnya untuk properti harga Rp2 miliar-Rp5 miliar. Jadi, ketika ada produk properti siap huni dan mengambil action untuk membeli, kita akan mendapatkan keuntungan luar biasa. Momentumnya tepat, harga properti sekarang masih baik dan dapat kemudahan bayar dari pemerintah," kata Pengamat Properti dan Presiden Direktur ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Menurutnya, generasi milenial diprediksi masih mendominasi pembelian properti tahun ini. Kabar baik potensi pertumbuhan industri properti perlu dioptimalkan baik untuk aset maupun investasi jangka panjang.

Melalui pembelian langsung ke pengembang tepercaya, generasi milenial tak perlu ragu memanfaatkan skema pembayaran kredit pemilikan rumah (KPR) untuk beli properti.

"Selain beli properti sesuai fungsinya, properti sebenarnya aset untuk memberikan quality of living bagi keluarga. Saat membeli properti, generasi milenial juga perlu menimbang nilai properti seperti ketersediaan fasilitas, kemudahan akses, hingga desain dan fasad dari hunian itu sendiri," ujarnya.

Sementara itu, sektor properti Indonesia berpotensi besar untuk berkembang di tahun 2024, dampak penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) dinilai turut mengakselerasi geliat industri properti Tanah Air.

Bank Indonesia juga telah memproyeksi pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai 4,7%-5,5% pada 2024. Hal ini meliputi potensi sektor properti yang diproyeksikan akan bertumbuh.

"Setelah pemilu, pasar properti bergerak karena permintaan meningkat dengan suplai yang terus berkurang. Hal ini memicu kenaikan harga properti mulai Maret sampai Oktober 2024 jelang pemerintahan baru akan dimulai. Momentum tepat untuk beli properti sekarang, sebelum harganya naik," ujarnya.

Sementara itu, pengembang properti juga turut merespon positif insentif pemerintah untuk pembelian hunian.

“Proyeksinya pasca-pemilu ini memang akan terjadi peningkatan konsumen properti seiring dengan tren industrinya sendiri. Kami tentu menyambut baik hal ini dengan menyediakan produk properti terbaik sesuai kebutuhan masyarakat untuk hunian dan investasi,” kata Chief Marketing Officer Bukit Podomoro Jakarta Zaldy Wihardja.

Optimisme ini didasarkan pada Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan IV 2023 tumbuh sebesar 1,74% (yoy). Penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV 2023 terindikasi meningkat cukup tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari pertumbuhan penjualan sebesar 3,27% (yoy) pada periode tersebut.

"Bukit Podomoro Jakarta di Jakarta Timur juga turut mengerek kenaikan harga tanah dan properti di kawasan ini sehingga peluang investasinya besar," ujarnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement