JAKARTA – Proses migrasi antara TikTok dan Tokopedia hampir rampung. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan, progres migrasi sudah mencapai 87%.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menjelaskan, proses pemisahan TikTok Shop dan Tokopedia dilakukan melalui beckend atau suatu sistem di balik layar. Di mana sistem tersebut mengolah database dan juga mengelola server.
“Saat ini proses pembayaran di TikTok sudah pindah ke beckend Tokopedia. Sekarang untuk pemisahan antara TikTok Shop dengan Tokopedia itu sudah (pindah) langsung ke Tokopedia, enggak di TikTok lagi. Tapi di backend (Tokopedia),” jelas Isy, Selasa (5/3/2024).
Dirinya memastikan bahwa pemisahan antara sosial media dan e-commerce yang dilakukan TikTok bisa dilakukan hanya ditataran backend alias server, bukan benar-benar di aplikasi yang berbeda.
Hal itu dilakukan karena Tokopedia memang berkomitmen untuk tidak mengganggu pengguna dalam proses migrasi ini. Sehingga dalam prosesnya, kata Isy, migrasi TikTok Shop dan Tokopedia ini cenderung tidak ketahuan.
"(pemisahan di back end) kan boleh-boleh saja, tapi secara back end-nya sudah (terpisah). Kita sudah buka sampai back end-nya sudah berubah, sudah tidak lagi transaksi," jelas Isy.
Dia pun memastikan dalam proses migrasi yang sedang dilakukan ini, TikTok dan Tokopedia masih perlu menyelesaikan 13% kekurangan yang harus dilengkapi agar bisa comply atau mematuhi aturan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 31/2023.
"Jadi, memang ada beberapa yang belum sesuai, sekitar 13%. Dua atau tiga minggu lalu, saya bilang sudah 25% lagi untuk comply dengan Permendag 31. Nah sekarang, tinggal 13% lah untuk comply," lanjutnya.
Salah satu yang perlu dilengkapi adalah perihal tulisan, bukan lagi memakai nama TikTok atau TikTok Shop melainkan Shop Tokopedia. Sehingga kemudian, migrasi yang dilakukan ini tidak hanya mengubah warna dari hitam menjadi hijau, tetapi membuktikan bahwa secara backend memang sudah disesuaikan, seperti pembayaran yang tidak di tiktok shop lagi, melainkan sudah di Tokopedia.
Isy tidak menyebut soal rencana pemisahan TikTok dan TikTok Shop dalam aplikasi yang berbeda. Dia hanya memastikan, migrasi atau penggabungan antara TikTok Shop dan Tokopedia sudah cukup hanya sebatas penggunaan backend yang sama di antara keduanya.
"Ya itu teknologi sekarang, masa harus pindah (aplikasi) lagi, browsing lagi, kan enggak. Itu (penggabungan backend) masih dianggap comply (patuhi aturan)," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)