JAKARTA - Fenomena Milenial dan Gen Z terjerumus pusaran utang pinjol. Laporan berjudul “2024 State of Mobile”, yang dirilis perusahaan riset Data.ai Januari lalu, membuat dunia internasional melirik Indonesia.
VOA mencatat, laporan itu menyebutkan, Indonesia memimpin dunia dalam penggunaan aplikasi seluler. Indonesia dinyatakan sebagai negara yang konsumennya menghabiskan waktu layar (screen time) untuk aplikasi seluler terbanyak di dunia, yakni 6,05 jam per hari per orang. Ini berita bagus bagi para pengembang aplikasi yang ingin mengembangkan pasar mereka.
Namun, laporan itu juga menyebutkan sesuatu yang membuat banyak orang miris. Aplikasi seluler yang paling banyak diunduh di Indonesia pada tahun 2023 adalah aplikasi pinjaman pribadi, yang biasa disebut aplikasi pinjol (pinjaman online). Jumlah unduhannya 222 juta, angka yang bersaing dengan sekitar 278.8 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini.
Yang tak kalah memprihatinkan, berdasarkan Data Statistik Fintech Lending Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2023, mayoritas nasabah pinjol adalah generasi muda, terutama dari kelompok usia 19 sampai 34 tahun. Mereka, generasi Z dan Milenial, tercatat sebagai kelompok usia penerima terbesar kredit pinjol, yakni 54,06% atau mencapai Rp 27,1 triliun.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economi and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengaku tak terkejut. Ia mengatakan, penyebab utamanya adalah perilaku konsumtif mereka yang tak diiringi peningkatan pendapatan yang signifikan, terutama untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya leisure, seperti menonton konser, jalan-jalan dan membeli perangkat elektronik baru, termasuk ponsel. Data OJK tahun 2023 sendiri menunjukkan, 65% dari total uang yang disalurkan aplikasi pinjol digunakan bukan untuk memenuhi kebutuhan primer.
Penyebab lainnya, menurut pria yang akrab dipanggil Huda itu adalah kemudahan proses peminjaman. Para calon nasabah hanya perlu menyiapkan KTP dan akun platform digital untuk bisa langsung dapat pinjaman di platform tertentu, tanpa ada pemeriksaan kemampuan bayar yang lebih valid.
“Pinjaman online tertentu hanya perlu satu jam untuk meng-ACC (menyetujui, red). Bandingkan dengan aplikasi kartu kredit yang memerlukan waktu hingga dua minggu,” sebutnya.
Mengapa bisa semudah itu itu? Menurut Huda, berbeda dengan perbankan yang mengandalkan data transaksi pembayaran, aplikasi pinjaman online menggunakan data-data alternatif untuk mengukur kemampuan membayar seseorang (credit scoring), seperti catatan transaksi e-commerce, catatan google-map, dan catatan telekomunikasi.
“Credit scoring yang dilakukan perusahaan pinjaman online harus diperbaiki. Itu hal krusial yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas nasabah peminjamnya,” jelasnya.
Huda juga menyebutkan, keakraban kedua generasi ini dengan dunia digital, termasuk teknologi finansial (fintech) sebagai pemicu lainnya.
Menurut Data.ai, aplikasi pinjol yang paling banyak diunduh pada tahun 2023 adalah Akulaku dan Easycash. Temuan ini senada dengan hasil survei yang dilakukan lembaga riset dan penyedia data Populix yang dirilis September 2023, yang menyebutkan Akulaku, Kredivo, Easycash sebagai tiga terbesar, diikuti AdaKami, SPinjam (milik Shopee), Findaya, Indodana, Mekar, Investree, Danacita, dan Amartha.
Data statistik OJK juga menyebutkan, generasi Z dan Milenial tidak hanya tercatat sebagai kelompok usia penerima terbesar kredit pinjol, tapi juga kelompok usia penyumbang utama kredit macet pinjol.
Berdasarkan Data Statistik Fintech Lending OJK, nilai outstanding atau pinjaman macet lebih dari 90 hari mencapai Rp1,73 triliun pada akhir semester I/2023. Nilai ini naik signifikan sebesar 54,90% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, senilai Rp1,12 triliun. Begitu pula dengan rekening penerima pinjaman aktif di pinjaman macet lebih dari 90 hari yang melonjak 51,94% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 395.778 entitas menjadi 601.338 entitas.
Jika dirinci, kelompok usia di rentang 19 hingga 34 tahun mencatatkan pinjaman macet pinjol senilai Rp763,65 miliar atau menyumbang porsi sekitar 44,14%. OJK menyimpulkan, kenaikan pinjaman macet pada usia ini sebesar 68,87%.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)