JAKARTA - Kementerian BUMN berencana melakukan penggabungan pada BUMN karya. Di antaranya PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Menyikapi rencana tersebut, Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengungkapkan, saat ini kajian dari rencana tersebut terus dilakukan. PT PP dan BUMN karya lainnya juga ikut serta dengan memberikan data-data terkait perusahaan masing-masing.
"Kajian sudah dimulai dan mungkin kajian sudah ada hasilnya, meskipun kita (PTPP) masih tunggu hasil detail seperti apa. Jadi kita lihat secara resmi dan detail proses penggabungannya, sistem seperti apa, masih kita tunggu dari Kementerian BUMN," ujarnya, Jumat (22/3/2024).
PTPP tentu mendukung rencana tersebut. Oleh karena itu, dalam kajian yang sedang dilakukan PTPP menyampaikan berbagai kelebihan dan kekurangan perusahaan.
"Nanti ada assement dan dilihat cocoknya digabung dengan siapa. Kita juga masih tunggu kajian apakah nanti difokuskan masing-masing sesuai spesialis. Pasti setiap BUMN karya punya kompetisi misal PP menonjol di mana, Wika di mana Adhi di mana," ujarnya.
Menurutnya, rencana ini baik dilakukan karena selama ini BUMN karya mengerjakan banyak proyek yang sama, mulai dari jalan tol, bendungan dan lainnya.
"Ada 7 perusahaan dengan kompetensi sama semua, dapat biding proyek sama itu jadi salah satu evaluasi di BUMN. Ini ke mana sih PP, Wika, Adhi dan lainnya mau ke mana sih. Wika bisa kerjain bendungan, PP juga. Bisa kerjain jalan tol juga semua ini palugada Ini pengen di spesialisaikan," katanya.
Kalau gejolak sih ikut semuanya. Memang kita masih tunggu sistem seperti apa, kajian memang di kementerian dan kita dimintain data saja. Nanti diarahkan pemegang saham.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan konsolidasi WIKA dan PTPP bagian dari rencana peleburan tujuh BUMN karya menjadi tiga perusahaan saja.
“WIKA sama PP, (kemungkinan yang jadi induknya) PP. Karya hari ini kita sudah konsolidasi dalam tahap proses menggabungkan tujuh karya menjadi tiga perusahaan karya,” ujar Erick.
Adapun, BUMN karya yang dilebur di antaranya PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, atau PTPP.