JAKARTA - Tidak terbesit di pikiran Helwida Ey usaha pempek miliknya berhasil menjadi sumber rezeki utama bagi keluarganya. Padahal awalnya hanya coba-coba.
Helwida Ey tak pernah membayangkan, usaha pempeknya bisa menjadi sumber rezeki utama bagi keluarganya. Padahal awalnya hanya coba-coba.
Bagi Helwida Ey, pempek bukanlah makanan asing. Mengingat dia berasal dari daerah Palembang, Sumatera Selatan yang identik dengan makanan yang terbuat dari ikan dan tepung sagu.
"Jadi kalau tidak ada pempek kayak ada yang kurang. Pasti kita nyari pempek setiap hari," ujar Helwida kepada Okezone belum lama ini.
Kebetulan Helwida memiliki adik yang bekerja di perusahaan swasta. Sang adik suka membawa pempek ke kantornya.
"Awalnya bukan untuk jualan. Hanya bawa bekal ke kantor saja. Tapi ternyata pada suka dan minta dibuatkan," ujar Ibu tiga anak ini mengenang kejadian tujuh tahun silam, atau tepatnya pada tahun 2017.
Dari situlah Helwida mulai membuat pesanan. Namun lama ke lamaan pesanan semakin membeludak. Dia pun membutuhkan modal tambahan.
Helwida sempat bingung mencari pinjaman uang dari mana. Akhirnya dia teringat bahwa di Bank BRI ada fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kebetulan Helwida merupakan nasabah Bank BRI sejak 2011. Dia pun mencari tahu soal pinjaman usaha.
KUR merupakan program pembiayaan atau kredit bersubsidi yang digulirkan pemerintah melalui Bank BRI. Bunga yang ditawarkan relatif lebih kompetitif dibandingkan bank lain.
Lantaran bunga Bank BRI yang kecil dia menjadi sangat tertarik. Selain itu, alasan menggunakan fasilitas KUR karena tidak ingin merepotkan sanak saudara.
“Kalau mau pinjam sama saudara kan kita enggak tahu, apa dia lagi butuh uang atau enggak,” cerita Helwida dengan antusias.
Kesan Helwida menggunakan fasilitas pinjam KUR di Bank BRI adalah pelayanan yang ramah dan cepat, serta bunganya yang kecil.
“Jadi saat kita membutuhkan BRI yang benar-benar ada dan membantu cepat, Pegawai juga baik-baik ramah,” kisahnya.
Pinjaman yang ditawarkan oleh Helwida Rp5 juta dengan tenor 18 bulan tanpa jaminan. Namun, belum sampai batas waktu yang ditentukan sudah berhasil dilunasinya.
KUR BRI memanfaatkan Helwida untuk meningkatkan produksi pempeknya. Pesanan yang semakin meningkat membuat dirinya menambah modal untuk membeli bahan, antara lain cuko, tepung, telur, dan ikan tenggiri.
Kini Helwida pempek yang diberi nama Pempek Kipas Ma'jo ini sudah bisa mempekerjakan 9 orang sebagai reseller. Helwida juga memiliki satu toko di Jalan Otista.
Beroperasional secara mandiri, Pempek Kipas Ma'jo kini bisa berekspansi dengan cara memutar uang dari keuntungan berdagang. "Untung ada Bank BRI. Berkat KUR BRI, usaha saya bisa bertumbuh. Alhamdulillah," tutupnya.
Dikutip dari laporan keuangan Bank BRI 2023, pada tahun tersebut Bank BRI menyalurkan KUR sebesar Rp163,3 triliun atau turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp252,4 triliun, sejalan dengan penurunan kuota yang diberikan Pemerintah pada tahun 2023 yaitu sebesar Rp194,4 triliun.
Namun demikian, BRI tetap berkomitmen untuk terus menjadi mitra utama Pemerintah dalam penyaluran KUR.
Hal itu terlihat dari data periode tahun 2019, BRI juga terus melakukan pemberdayaan UMKM melalui penyaluran KUR senilai Rp87,9 triliun kepada lebih dari 4 juta pelaku UMKM.
Dari total KUR yang disalurkan selama tahun 2019 oleh BRI tersebut, Rp75,7 triliun atau 86,1% di antaranya disalurkan khusus di segmen mikro.
Dengan demikian, sejak tahun 2015, BRI telah berhasil menyalurkan KUR dengan nilai total mencapai Rp323,4 triliun kepada lebih dari 16,6 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Porsi penyaluran KUR Super Mikro sebesar Rp8,66 triliun dan disalurkan kepada lebih dari 985 ribu debitur.
Alokasi KUR untuk tahun 2024 yakni bernilai Rp165 triliun. Hingga saat ini telah menyalurkan KUR senilai Rp 27,2 triliun sepanjang Januari-Februari 2024. Target KUR tercatat lebih rendah dibandingkan target tahun 2023 sebesar Rp194,4 triliun
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan perseroan berkomitmen untuk dapat memenuhi target tersebut mengingat saat ini BRI telah memiliki infrastruktur yang memadai serta sumber pertumbuhan baru.
“Yakni melalui Ekosistem Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM,” ujar Supari dalam keterangan tertulisnya pada akhir Maret 2024.
(Rani Hardjanti)