Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Alasan Erick Thohir Minta Pertamina Cs Borong Dolar AS

Atikah Umiyani , Jurnalis-Kamis, 18 April 2024 |18:22 WIB
Ini Alasan Erick Thohir Minta Pertamina Cs Borong Dolar AS
Alasan Erick Thohir Minta Pertamina Cs Borong Dolar AS (Foto: KBUMN)
A
A
A

JAKARTA - Alasan Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN seperti Pertamina, PLN hingga MIND ID untuk memborong dolar AS di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah.

Saat ini Rupiah melemah dan bergerak di kisaran Rp16.100 hingga Rp16.200 per USD. Arahan ini disampaikan Erick Thohir untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia.

Erick meminta BUMN melakukan langkah cepat dalam meminimalisasi dampak global melalui peninjauan ulang ulang biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, serta melakukan uji stres dalam melihat kondisi BUMN dalam situasi terkini.

Erick meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak.

Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

"Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat," kata Erick di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

 BACA JUGA:

Selain itu, sambung Erick, BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti Pertambangan MIND ID, perkebunan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk memitigasi tergerusnya neraca perdagangan.

Erick mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.

"Seluruh BUMN diharapkan dapat waspada dan awas dengan memantau situasi saat ini, mengingat kemungkinan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat," kata Erick.

Erick Thohir memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Erick mencontohkan inflasi AS sebesar 3,5% membuat langkah the Fed menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

"Situasi geopolitik juga semakin bergejolak dengan memanasnya konflik Israel dan Iran beberapa hari yang lalu," ujar Erick.

Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus USD85,7 dan USD90,5 per barel.

"Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai USD100 per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat," lanjut dia.

Erick menyampaikan dua hal tersebut telah melemahkan Rupiah menjadi Rp16.000-Rp16.300 per dolar AS dalam beberapa hari kebelakang. Nilai tukar ini bahkan bisa mencapai lebih dari Rp16.500 apabila tensi geopolitik tidak menurun.

Erick menilai suituasi ekonomi dan geopolitik tersebut sudah dan akan berdampak kepada Indonesia melalui Foreign Outflow dana investasi yang akan memicu melemahnya rupiah dan naiknya imbal hasil obligasi. Kemudian juga semakin mahalnya biaya impor bahan baku dan pangan karena gangguan rantai pasok.

"Dan akan menggerus neraca perdagangan Indonesia," sambung Erick.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement