BOGOR - Menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) membuat R Sopian Tajudin Putra mantap mengembangkan usahanya. Meminjam dana dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dia merambah ke berbagai usaha.
Sopian memulai usahanya dengan memproduksi jemuran pada tahun 2000. Dua tahun kemudian, dia ekspansi usahanya dengan merambah ke usaha lainnya.
"Setelah jemuran, saya nambah usaha sablon dan gypsum," kata dia kepada Okezone di lokasi produksi jemuran miliknya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
BACA JUGA:
Usaha jemuran dirintis Sopian karena melihat adanya peluang. Di mana ada pengusaha online yang kerap tidak mendapat suplai jemuran yang cukup. Otak kreatifnya pun bekerja, dia meminta sample dan mencoba berinisiatif untuk memproduksinya.
Kini, usaha produksi jemurannya pun berjalan dengan stabil. Pada tahun 2022, dia mengambil pinjaman dari BRI sebanyak Rp200 juta. Salah satu pengunanaan dana itu adalah untuk merambah ke usaha sablon dan gypsum.
Untuk usaha sablon, dia menjelaskan membuka pasar ke perusahaan di mana dulu dirinya bekerja. Berbagai produk terkait sablon ini dia kerjakan.
"Kalau untuk sablon, banyak untuk ke pabrik di Cikarang tempat saya kerja sebelumnya. Juga ke komunitas dan perorangan juga. Pas pemilu kemarin juga ramai, banyak caleg yang nyablon," kata dia.
Berbagai produk dia buat, tidak monoton sebatas kaos. Di mana produknya itu antara lain juga termasuk cover untuk shockbreaker motor.
"Ada juga kartu nama hingga sticker," ucap dia.
Untuk usaha gypsum, dia memaparkan jika sudah dilakoni setahun terakhir. Awal mula dirinya memulai usaha ini adalah ketika dirinya melihat produk gypsum yang sangat menarik saat makan di sebuah rumah makan.
Dia pun lalu kreatif mencari tahu bagaimana cara memproduksi gypsum tersebut.
"Itu gara-gara buka puasa tahun kemarin di rumah makan sederhana. Pas di lantai dua, ada gypsum. Saya lihat, saya perhatikan. Akhirnya saya coba cari tutorialnya untuk gypsum ini, beli cetakannya. Saya coba, saya posting. Eh banyak orang suka," jelas dia.
Untuk harga jual gypsum ini, dia mematok Rp150.000 per meter persegi di luar ongkos pasang.

Sopian tengah mengecek produk jemuran yang diproduksi karyawannya. (Foto: Widi A/Okezone)
Selain itu, dia pun memproduksi akrilik yang kini banyak dipergunakan, termasuk untuk trophy penghargaan. Dia pun menjual kain lap majun.
Majun adalah lap yang terbuat dari sisa bahan kain konveksi yang umumnya digunakan sebagai lap pembersih yang dapat membersihkan noda air, oli, debu dan noda sisa produksi yang dipakai oleh pabrik hingga bengkel.
"Majun ini lumayan. Harganya bisa naik dua kali lipat kalau dijual. Bisa dijual ke pabrik atau bengkel," jelas dia.
Total omset dari usaha yang dia lakoni tersebut mencapai Rp200 juta per bulan. Sementara untuk karyawan, dia memperkerjakan sekitar 29 orang untuk membantunya dalam produksi jemuran, sablon, gypsum, dan yang lainnya.
"Yang kerja, ya orang-orang sini juga," kata dia.
Setelah mengambil pinjaman sebesar Rp200 juta pada tahun 2022 di BRI, dia kembali mengambil pinjaman sebesar Rp500 juta pada Januari 2024.
Sebagai informasi, BRI memang menggiatkan penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Buktinya, penyaluran kredit UMKM hingga akhir kuartal ketiga 2023 mencapai Rp1.038,9 triliun.
Di mana porsi kredit kepada UMKM mencapai 83,06% dibandingkan total kredit BRI. Kredit UMKM Bank BRI tumbuh 11,01% dalam sembilan bulan pertama tahun 2023. Sebelumnya hingga akhir kuartal III-2022, kredit UMKM yang disalurkan Bank BRI adalah senilai Rp935,86 triliun.
Sopian melanjutkan, dana ini dipergunakan sebagai tambahan modal untuk usahanya. Juga dialokasikan sebagai dana untuk setok bahan baku produksi. Karena bahan baku ini akan semakin murah jika dibeli dalam jumlah yang banyak.
"Dananya untuk tambahan modal, untuk stok barang juga. Alhamdulillah prosesnya cepat. Pagi kita ajukan, sore sudah cair," kata dia.