SAMOSIR - Penguatan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia (BI) diperkirakan menambah insentif likuiditas menjadi sebesar 3,4% dalam mendukung pertumbuhan kredit atau pembiayaan. Pencapaian insentif likuiditas KLM sampai dengan akhir 2024 diperkirakan mencapai 3,6%.
Kepala Grup Sektor Keuangan Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Nugroho Joko Prastowo mengatakan, pembiayaan sektor prioritas dengan maksimal 2,2% ini akan mendapat tambahan cakupan sektor.
Adapun sektor tambahan ini akan mulai mendapatkan insentif mulai 1 Juni 2024 mendatang dan besaran insentif yang diberikan maksimal sebesar 4%.
"Dengan adanya perluasan sektor di bulan Juni nanti maka ada tambahan Rp81 triliun nanti jadi ada tambahan Rp246 triliun, akhir tahun dengan proyeksi yang ada bisa ke Rp280 triliun," kata Joko dalam diskusi Perkembangan Ekonomi Terkini dan Respon Bauran Kebijakan BI, Samosir, Sumatera Utara, Minggu (28/4/2024).
Adapun penguatan tersebut dilakukan dengan memperluas cakupan sektor prioritas yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan Listrik-Gas-Air Bersih (LGA), dan jasa sosial.
Menurut Joko, sektor tambahan yang dipilih ini karena sektor tersebut bisa memberikan daya ungkit ekonomi dan tidak berisiko, mendukung ekonomi hijau serta program pemerintah.
"Ini ditambahin lagi insentif KLM sehingga ini menyebabkan bank punya cukup amunisi, dan kita dorong ke sektor yang daya ungkitnya bagus, kinerjanya bagus, misalnya tadi bank pemerintah mendorong hilirisasi," jelas Joko.