JAKARTA - Permintaan hewan kurban menjelang Idul Adha belum meningkat. Seperti di peternak hewan kurban di kawasan RT 7, Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, penjualan hewan kurban tahun ini turun drastis hingga 50% dari tahun sebelumnya.
Menurut Peternak Indra, turunnya penjualan hewan kurban diduga karena faktor ekonomi. Di antaranya, berdekatan dengan tahun ajaran baru, trak buah sawit yang murah dan faktor di stopnya aktivitas batubara beberapa waktu lalu.
"Bila dibandingkan tahun lalu, hingga dua pekan menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha, penjualan hewan kurban masih jauh menurun hingga 50%," ungkapnya, Minggu (2/6/2024).
Menurutnya, penyebabnya lebih dari faktor ekonomi yang lesu terjadi saat ini. "Karena hampir semua kelompok pengajian di masjid RT, biasanya pesan 8 sekarang pesan 4 ekor, biasanya 6 jadi 4, dari 4 jadi 3 ekor," tuturnya.
Bahkan, sambungnya, panitia korban di masjid masih belum mengumpulkan dana untuk keperluan korban tahun ini
"Mungkin analisa saya, faktor tutup angkutan batubara dan harga sawit buahnya track," imbuhnya.
Indra mencontohkan, rekannya petani sawit dari Merlung, biasanya beli sapi kurban ke sini satu ekor.
"Biasanya dia panen sawit itu satu bulan sekitar 15 sampai 17 ton sekarang ndak sampai 5 ton. Jadi pengaruh. Kan umum itu, bisa jadi kemarau panjang kemarin. Tapi itu cuman analisa saya," ucapnya.
Dia menambahkan, bisa jadi pengaruh ajaran tahun baru yang berdekatan dengan Hari Raya Kurban tahun ini. "Mereka yang mau berkurban jadi mulai berhitung".
"Setiap tahunnya harga sapi terus mengalami peningkatan. Tapi memang, animo kurban dari kelompok-kelompok pengajian, kelompok masyarakat dari masjid RT itu memang menurun," tandasnya.
Perbedaan dari tahun sebelumnya sangat dirasakan dirinya. Betapa tidak, permintaan sapi kurban hingga dua pekan jelang Idul Adha baru mencapai 126 ekor.
"Biasanya sebulan sebelum hari H itu sudah hampir 200 ekor penjualan. Tapi sampai ini baru 126 ekor yang sudah DP dari 179 yang ada dikandang ini," katanya.
Untuk antisipasi lonjakan permintaan, dirinya sudah memiliki stok hewan kurban. "Stok saya minggu ini berangkat dari Lampung, yang baru datang ini 100 ekor. Kalau tahun kemarin 280 ekor stoknya, sekarang 200 saja susah," ujarnya.