Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jokowi: Masih Ada Kepala Daerah Tak Bisa Jawab soal Inflasi

Raka Dwi Novianto , Jurnalis-Rabu, 10 Juli 2024 |10:42 WIB
Jokowi: Masih Ada Kepala Daerah Tak Bisa Jawab soal Inflasi
Jokowi: Masih Ada Kepala Daerah Bisa Jawab soal Inflasi (Foto: Tangkapan Layar)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sering bertanya kepada kepala daerah mengenai inflasi saat dirinya melakukan kunjungan kerja ke suatu daerah. Dirinya menyebut masih ada kepala daerah yang belum mengetahui inflasi di daerahnya.

"Sekarang kalau saya ke daerah pasti masuk pasar, bupati pasti saya tanya inflasinya berapa bulan kemarin, Jadi kalau yang saya tanya gak bisa jawab mohon maaf, ada masih ada satu dua," kata Jokowi dalam sambutannya pada Pembukaan Rakernas XVI Apkasi di JCC, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Jokowi berharap kepala daerah dapat mengetahui inflasi di daerahnya sebelum Kepala Negara berkunjung. Harga-harga bahan pokok di pasar, kata Jokowi, juga harus diketahui karena pasti juga akan ditanyakan.

"Tolong sebelum saya masuk ke kabupaten bertanya dulu ke BI inflasinya berapa, ke TPID inflasinya berapa, karena pasti saya tanya, harga-harga juga pasti saya tanyakan. Entah beras bawang merah, bawang putih, cabai yang sering naik kan barang-barang itu, yang lain-lainnya relatif stabil," kata Jokowi.

Jokowi menyebut bahwa semua pihak patut bersyukur Indonesia mampu bertahan dari hambatan-hambatan dan tantangan-tantangan yang ada.

"Dan ekonomi kita masih tumbuh 5,11% di kuartal 1 tahun 2024. sangat sulit sekarang ini negara-negara bertahan dengan growth di atas 5%," kata Jokowi.

"Coba nanti bapak ibu cek negara lain angkanya seperti apa. Dan juga inflasi yang bisa kita kendalikan terakhir di bulan Juni 2,5% inflasi kita berkat bapak ibu sekalian. yang selalu rapat dengan mendagri setiap hari senin, rutin setiap minggu tapi hasilnya ada. Coba lihat Argentina cek inflasinya berapa, Turki inflasinya berapa, mengerikan sekali angkanya," sambungnya.

Selain itu, kata Jokowi, di masa sulit saat ini daya saing Indonesia pada world competitiveness ranking naik di angka 27. Menurutnya kenaikan tersebut tertinggi dibandingkan negara-negara lain.

"Ini saya lihat terus karena ke depan dalam kompetisi antar negara itu bukan negara besar mengalahkan negara kecil. Sekali lagi tapi negara cepat yang akan kalahkan negara lambat dan kita ingin menjadi negara cepat itu, dalam pelayanan publik dalam mobilitas barang dan orang, kita inginkan itu," kata Jokowi.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement