JAKARTA - Industri minyak dan gas bumi (migas) masih diandalkan untuk memberi energi di masa depan. Bahkan di tengah kebijakan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan, industri migas masih menjadi penopang kebutuhan energi hingga pendapatan negara.
Dalam laporan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), nilai kontribusi industri hulu migas terhadap penerimaan negara mencapai sekitar Rp5.045 triliun selama 22 tahun. Sektor migas juga menjadi kontributor terbesar pendapatan negara nomor dua setelah penerimaan dari pajak.
Tercatat, investasi hulu migas sebesar USD5,6 miliar atau setara Rp90,63 triliun pada semester I-2024. Angka investasi hulu migas ini mencapai 75% dari target yang ditetapkan sebesar USD7,43 miliar.
Di sisi lain, lifitng minyak pada semester 2024 mencapai 576 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan capaian lifting gas dilaporkan mencapai 5.301 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
Salah satu peran untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan dilakukan PT Elnusa Tbk (ELSA). Perusahaan jasa migas ini telah mengalami banyak sekali transformasi bisnis untuk merespon iklim bisnis dan industri khususnya di Indonesia.
Hadir pertama kali sebagai perusahaan jasa pendukung telekomunikasi perkapalan dengan nama Elektronika Nusantara, Elnusa telah mengalami banyak dinamika yang mengasah Elnusa menjadi seperti saat ini.
"Bagaimana industri migas dan energi di skala domestik dan global berubah dan memengaruhi kinerja Elnusa dalam 10 tahun terakhir ini," kata Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja di Jakarta.
Dalam menghadapi perubahan zaman khususnya di industri migas, Elnusa menetapkan strategi bisnis yang diyakini dapat memberikan hasil optimal untuk perkembangan bisnis perseroan.
Salah satu contoh keberhasilan Elnusa yaitu menumbuhkan dan menyehatkan kembali bisnis jasa upstream sejak periode jatuhnya harga minyak akibat shale oil, kurang dari 1 dekade lalu. Dengan kondisi ini, Elnusa juga berhasil mencetak pendapatan dan laba tertinggi sepanjang sejarah Elnusa di 2023.
Tercatat, Elnusa membukukan laba bersih Rp503 miliar pada 2023. Laba bersih ini tumbuh 33% secara Year on Year (YoY). Sementara, Elnusa meraup pendapatan usaha tahun buku 2023 sebesar Rp12,5 triliun, tumbuh 2%. Pendapatan usaha konsolidasi ini dikontribusikan melalui segmen jasa distribusi dan logistik energi sebesar 53%, jasa hulu migas terintegrasi 34% dan jasa penunjang migas 13%.
Atas capaian tersebut, Perseroan berhasil mencatatkan EBITDA Rp1,28 triliun atau tumbuh 11,8% dari tahun sebelumnya Rp1,14 triliun, laba bruto Rp1,16 triliun, laba operasi Rp669 miliar dan kas setara kas mencapai Rp2,07 triliun.
Untuk laba bersih tahun buku 2023 ini dikontribusikan melalui segmen jasa distribusi dan logistik energi sebesar 64%, jasa hulu migas terintegrasi 15% dan jasa penunjang migas 21%. Salah satu pendorong kenaikan laba bersih Elnusa adalah peningkatan di sejumlah proyek pekerjaan pada segmen jasa distribusi dan logistik energi yakni pada 2022 Rp305,6 miliar menjadi Rp320,5 miliar atau tumbuh 4,9% untuk unit jasa transportasi BBM, trading BBM melalui inovasi blending produk B35 (B0 & FAME), manajemen depo serta KSO infrastruktur.
Sementara itu, pada segmen jasa hulu migas juga memberikan kontribusi peningkatan laba bersih dari Rp20,2 miliar pada 2022 menjadi Rp74,8 miliar pada 2023 atau tumbuh 270%, yakni jasa survei seismic dan aktivitas jasa produksi migas yang juga cukup menopang pertumbuhan pendapatan usaha maupun laba bersih di antaranya melalui unit bisnis pada jasa hydraulic workover, cementing services, drilling fluid services.
"Kami akan terus upayakan kembali mencetak sejarah ke depannya. Kami yakin hanya dengan kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas, semua tantangan bisnis dapat diselesaikan," katanya.