JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa negara tidak mengandalkan impor beras di tengah ancaman krisis pangan.
“Negara yang impornya atau ekspor beras itu juga ketar-ketir, jadi mereka kemungkinan mungkin tahan karena buat negara mereka. Nah kita terus mencarinya ke mana,” kata Megawati, Rabu (31/7/2024).
Pesan Presiden ke-5 RI ini menarik di tengah ramainya skandal demurrage impor beras sebesar Rp294, 5 miliar.
Megawati ini juga mengingatkan semua pihak agar dapat fokus mewujudkan kedaulatan pangan dan menjadi lumbung beras. Dia menyebut negara harus dapat fokus mengurus pangan dan beras agar tidak lagi sekedar mengandalkan impor.
Menyikapi pernyataan tersebut, Direktur Lembaga Kajian Next Policy, Yusuf Wibisono turut mengkritisi impor beras besar-besaran yang digaungkan-gaungkan oleh pemerintah.
Yusuf menyoroti menurunya, produksi nasional beras dari Januari-Juli 2024 yang diperkirakan anjlok hingga 13,3% atau setara 2,47 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
“Jatuhnya produksi beras nasional di semester pertama 2024 ini menguatkan kecenderungan penurunan kapasitas produksi beras nasional dalam enam tahun terakhir,” ujar Yusuf.
Sejak 2018, produksi beras nasional menunjukkan kecenderungan penurunan yang persisten. Yusuf mengungkapkan, pada 2018 produksi beras nasional masih mencapai 33,9 juta ton namun di tahun 2023 turun menjadi hanya 30,9 juta ton.
“Jatuhnya produksi beras nasional banyak diklaim karena faktor iklim akibat el-nino yang bermula sejak Juni 2023 dan berlanjut hingga pertengahan tahun 2024 ini, yang menciptakan kekeringan di sebagian besar wilayah sentra padi,” ungkap Yusuf.
(Taufik Fajar)