JAKARTA - Produsen pesawat kenamaan dunia, Avions de Transport Regional (ATR) menjadi sorotan dunia setelah pesawat ATR-72-500 yang dioperasikan Voepass Linhas Aereas, jatuh di kota Sao Paulo, Brasil.
Insiden menewaskan 61 orang, terdiri dari 57 penumpang dan empat awak. Seorang ahli penerbangan mengatakan, ATR 72 yang dibangun oleh konsorsium Eropa alias Prancis-Italia, memiliki sejarah buruk.
ATR 72, serta pesawat ATR 42 yang serupa tetapi lebih kecil dari perusahaan tersebut, sebelumnya telah terlibat dalam sejumlah kecelakaan. Setidaknya ada 15 insiden yang mengakibatkan kematian penumpang yang melibatkan turboprop ATR yang tercatat di seluruh dunia.
Sementara itu, mengutip keterangan ATR di laman website resminya, perusahaan mengatakan bila ATR 42 dan 72 merupakan jenis pesawat terlaris.
Pasalnya, seri ATR 42 dan ATR 72 memiliki penampang badan pesawat, sistem, berbagi mesin dan baling-baling, serta kokpit yang sama. Sehingga, memungkinkan pemeringkatan tipe yang sama atau kualifikasi kru silang (CCQ).
Hal itu menghasilkan penghematan biaya yang besar bagi operator dalam hal pelatihan dan perawatan awak pesawat. Sekitar 90 persen suku cadang sama untuk kedua model serupa.
ATR 72 juga dipahami sebagai pesawat penumpang regional jarak pendek bermesin twin-turboprop yang dibangun produsen ATR. Pesawat jenis ini memiliki kapasitas hingga 78 penumpang dalam konfigurasi kelas tunggal dan dioperasikan oleh dua kru penerbang.
ATR 72 dikembangkan dari ATR 42, untuk meningkatkan kapasitas penumpang dari 48 menjadi 78 dengan memperpanjang lambung pesawat sebesar 4.5 m, meningkatkan bentang sayap, memberikan mesin yang lebih bertenaga, dan meningkatkan kapasitas bahan bakar hingga 10 persen.
ATR 72 diluncurkan tahun 1986 dan melaksanakan penerbangan perdananya pada 27 Oktober 1988.
Sejak 1981, ATR telah membangun dan mengirimkan pesawat ke lebih dari 200 maskapai penerbangan di 100 negara di seluruh dunia.