Lebih lanjut Kurnia mengingatkan bahwa ke depan masih banyak pekerjaan yang harus dituntaskan, termasuk menyelesaikan pengeboran 6 sumur lanjutan dari Proyek BUIC agar kontribusi lapangan Banyu Urip dapat terus dijaga dengan optimal agar dapat terus berkontribusi dalam memberikan penerimaan negara maupun pencapaian target peningkatan produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD).
“Kami juga memberikan apresiasi kepada EMCL yang telah memberikan kesempatan dan prioritas pada sumber daya Indonesia untuk menjadi tenaga kerja di ExxonMobil untuk mendukung operasinya sejak pengembangan Blok Cepu dimulai. Dua ratus dari talenta terbaik tersebut telah dikirim dalam penugasan internasional secara bergiliran untuk bekerja bersama talenta-talenta terbaik dunia. Termasuk juga program pengembangan masyarat (PPM) EMCL yang telah berkontribusi dalam mendukung berkembangnya perekonomian daerah dan masyarakat sekitar wilayah operasi”, terang Kurnia.
Pencapaian ini menegaskan komitmen EMCL untuk menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pemerintah dalam mencapai swasembada energi di tengah transisi menuju energi hijau. “Industri hulu migas sangat penting bagi masa depan energi Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Carole Gall, Presiden ExxonMobil Indonesia.
EMCL juga tengah mengembangkan program Banyu Urip Infill Clastic (BUIC), dengan sumur B13 yang sudah produksi perdana sebanyak 13.300 barel minyak pada 6 Agustus lalu. Pengembangan ini akan semakin meningkatkan produksi minyak Blok Cepu dan memperkuat keamanan energi Indonesia, memberikan kontribusi sekitar 25% terhadap produksi minyak mentah nasional.