Dia menambahkan, selain menutup PLTU Suralaya, pemerintah juga akan terus menggalakkan penggunaan kendaraan listrik hingga penerapan kebijakan ganjil genap.
"Jadi, kita ingin exercise, kita ingin kaji. Kalau bisa kita tutup, supaya mengurangi polusi Jakarta. Di samping tadi, mobil EV kita dorong dengan sepeda motor EV untuk lebih banyak area," urainya.
"Dan jadi seperti ganjil genap, mungkin kita lagi exercise juga. Untuk supaya, itu nanti boleh motor EV dengan mobil EV secara bertahap. Dan kemudian low sulfur, minyak," tutup Luhut.
Sebagai informasi, PLTU memiliki 7 unit pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 Megawatt. Sebagai salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia, PLTU Suralaya memproduksi sekitar 50% dari total produksi PT Indonesia Power dan menyumbang 17% dari energi listrik kebutuhan Jawa-Madura-Bali.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)