JAKARTA – Tren pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berlanjut pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (23/8/2024). Sebelumnya, IHSG ditutup melemah ke level 7.488.676 pada perdagangan kemarin.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, secara teknikal terdapat penyempitan positive slope pada indikator MACD, serta indikator Stochastic RSI mengalami Death Cross di overbought area yang mengindikasikan potensi pelemahan.
“Saat ini, IHSG belum mampu bertahan di atas level 7.500 sehingga berpotensi melanjutkan koreksi menuju level 7.450 pada perdagangan hari ini,” kata Valdy dalam risetnya.
Pasar menantikan rilis data Initial Jobless Claims pekan lalu di Amerika yang dijadwalkan rilis dan diperkirakan naik menjadi 230k dari 227k di pekan sebelumnya. Perkiraan tersebut menunjukkan bahwa adanya potensi pelemahan pada sektor tenaga kerja Amerika di pekan lalu.
“Selain itu, pasar menantikan pidato Kepala The Fed Jerome Powell dan pertemuan ECB yang dijadwalkan pada Jum'at (23/8) untuk petunjuk lebih jelas terkait arah kebijakan moneter ke depannya,” ujar Valdy.
Dari sisi regional, pasar menantikan rilis data Core Inflation Rate YoY Juli 2024 di Jepang yang dijadwalkan rilis Jumat (23/8) yang diperkirakan mengalami kenaikan menjadi 2,7 persen dari 2,6 persen. Valdy menyebut, peningkatan inflasi tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran terhadap outlook pertumbuhan ekonomi Jepang di semester dua tahun ini.
Sejumlah saham pun direkomendasikan yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
(Kurniasih Miftakhul Jannah)