JAKARTA — Mengintip harta kekayaan Airin Rachmi Diany, Politikus Golkar yang diusung oleh PDI-P. Tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Airin memiliki total harta Rp24,4 miliar.
Airin Rachmi Diany, seorang politikus Partai Golkar, baru-baru ini menjadi sorotan terkait penurunan signifikan dalam jumlah harta kekayaannya. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 31 Desember 2018, total harta kekayaan Airin Rachmi Diany tercatat mencapai Rp 24,46 miliar.
Data yang dikutip dari laman elhkpn.kpk.go.id menunjukkan bahwa kekayaan Airin terdiri dari 68 tanah dan bangunan yang mayoritas berlokasi di Bogor, Serang, dan Bandung. Beberapa aset juga berada di Sumedang, Tangerang, Tangerang Selatan, Pandeglang, dan Jakarta Selatan. Menariknya, sebagian besar dari tanah dan bangunan tersebut dilaporkan sebagai hasil hibah tanpa akta, sementara sebagian kecil lainnya merupakan hasil dari usahanya sendiri.
Airin juga dilaporkan tidak memiliki alat transportasi. Namun, ia mencatatkan kepemilikan atas harta bergerak lainnya senilai Rp 1,5 miliar dan surat berharga sebesar Rp 1,85 miliar. Tanpa adanya utang yang perlu dilunasi, total kekayaan Airin saat ini mencapai Rp 24,46 miliar.
Namun, yang menarik perhatian publik adalah penurunan drastis kekayaan Airin dibandingkan dengan laporan LHKPN sebelumnya. Pada 24 Agustus 2010, harta kekayaan Airin tercatat sebesar Rp 103,94 miliar. Penurunan ini menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat mengenai faktor-faktor yang mungkin memengaruhi perubahan signifikan tersebut.
Airin, yang telah menjabat sebagai Wali Kota Tangerang Selatan selama dua periode (2011-2016 dan 2016-2021), dikenal sebagai salah satu politikus berpengaruh di Banten. Meski demikian, perubahan signifikan dalam jumlah harta kekayaannya menimbulkan pertanyaan tentang perkembangan keuangan dan bisnisnya selama beberapa tahun terakhir.
Dengan peta politik di internal Partai Golkar yang mengalami perubahan setelah Airlangga Hartarto mundur dari jabatan Ketua Umum dan digantikan oleh Bahlil Lahadalia, keputusan politik dan ekonomi yang diambil Airin dalam beberapa waktu mendatang akan sangat menarik untuk diikuti.
(Feby Novalius)