Lalu pada 2021 ada penurunan dengan jumlah 51,300 ton dan kembali turun di angka 51,248 ton pada 2022. Sementara pada 2023 mengalami kenaikan sebesar 54,844 ton. Sedangkan hingga Mei 2024 jumlah produksinya 22,145 ton.
"Dalam 5 tahun terakhir ini produksi kita juga memang stagnan, dan produktivitasnya tidak begitu menggembirakan," ucap Eddy.
Salah satu solusinya adalah merealisasikan peremajaan sawit rakyat (PSR). Hal ini dianggap masalah karena pemerintah terlambat dalam mengelola peremajaan sawit rakyat.
"Ini kita agak terlambat di sini yang PSR, sehingga produktivitas kita bukannya naik malah justru turun, produksi kita stagnan," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)