"Saya tegaskan kembali bahwa fenomena deflasi empat bulan ini lebih ditunjukkan dari sisi supply, artinya masih terjadi di sisi penawaran. Jika hal ini kemudian (dipengaruhi) pada pendapatan masyarakat, maka kita perlu kaji lebih lanjut untuk bisa membuktikan asumsi tersebut," kata Pudji dilansir dari Antara.
Pudji menjelaskan, tren deflasi yang terjadi juga didukung oleh penurunan harga pangan seperti produk hortikultura dan peternakan. Penurunan ini disebabkan karena biaya produksi yang kian menurun, sehingga turut berdampak terhadap menurunnya harga akhir di tingkat konsumen.
Faktor lain yang juga menjadi penyebab deflasi adalah musim panen raya.
"Ini juga karena seiring dengan adanya panen raya ya, sehingga pasokannya berlimpah dan akibatnya harganya juga ikut turun," jelasnya.
Berikut adalah data deflasi sejak Mei 2024:
- Deflasi 0,03% pada Mei 2024
- Deflasi sebesar 0,08% pada Juni 2024
- Deflasi sebesar 0,18% pada Juli 2024
- Deflasi sebesar 0,03% pada Agustus 2024
(Kurniasih Miftakhul Jannah)