Para nelayan yang curiga, kata Tri Ismuyati, sempat mendatangi kapal isap tersebut dan menanyakan keperluan mereka.
Awak kapal, menurut Tri, memaparkan bahwa mereka mengaku sedang mengambil sampel tanpa menjelaskan untuk kebutuhan apa dan milik perusahaan siapa.
Hasil tangkapan nelayan di Desa Bandungjarjo, Kecamatan Donorojo, Jepara, Jawa Tengah turun drastis setelah kapal isap mengeruk pasir laut di sana pada tahun lalu. SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES
Keterangan gambar,Hasil tangkapan nelayan di Desa Bandungjarjo, Kecamatan Donorojo, Jepara, Jawa Tengah turun drastis setelah kapal isap mengeruk pasir laut di sana pada tahun lalu.
Akibat operasional kapal isap, air laut berubah jadi keruh berwarna kecoklatan. Sejak saat itu hingga sekarang, hasil tangkapan nelayan turun drastis.
Kalau dulu nelayan bisa membawa pulang ikan hingga lima kuintal, kini dapat lima kilogram saja sudah susah payah.
"Sekarang sebulan, kadang dapat hasil cuma dua atau tiga kali. Ikan pun enggak mudah didapat padahal melaut sebulan tiap hari. Modal Rp300.000 enggak bawa apa-apa, untuk lauk saja enggak ada."
"Laut makin susah diprediksi, biasanya panen udang atau ikan, sekarang enggak ada. Panen ikan sudah seperti mimpi."
Gara-gara hasil tangkapan yang tak menentu, beberapa nelayan menyerah dan mencari pekerjaan lain. Entah bekerja di pabrik, menjadi buruh migran, atau mencari peruntungan ke kota lain.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)