Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Pemilik Tupperware yang Resmi Bangkrut

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Rabu, 18 September 2024 |16:35 WIB
Ini Pemilik Tupperware yang Resmi Bangkrut
Pemilik Tupperware yang Resmi Bangkrut (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Tupperware Brands Corporation, produsen wadah penyimpanan makanan asal Amerika Serikat (AS) mengajukan kebangkrutan. Tupperware bangkrut karena menghadapi penurunan penjualan.

Lalu siapa pemilik Tupperware? Berikut ulasannya.

Tupperware didirikan pada tahun 1946 oleh pebisnis kelahiran Amerika Serikat yang bernama Earl Silas Tupper. Earl Silas Tupper lahir pada 28 Juli 1907.

Nama Tupperware diambil dari nama belakang sang pendiri yakni Tupper. Hal ini berawal sejak usia 21 tahun, Tupper telah bergabung bersama perusahaan berbasis inovasi dan riset.

Setelah cukup lama melakukan riset, Tupper akhirnya berhasil memurnikan ampas biji hitam polyethylene yakni bahan dasar yang digunakan untuk membuat plastik. Bahan tersebut menciptakan plastik yang fleksibel namun kuat, aman, bening, ringan, tidak berminyak, dan tidak berbau.

Lalu pada 1938, Tupper memutuskan untuk mundur dari perusahaannya dan mulai mendirikan perusahaannya sendiri yakni Earl S Tupper Company dengan produk Poly-T yang telah ia patenkan.

Berlanjut pada 1946, Tupper ikut andil dalam memeriahkan pasar Amerika pasca Perang Dunia II. Kala itu Tupper meluncurkan produk pertamanya yakni wadah penyimpanan makanan Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler dengan merek Tupperware. Produk ini rupanya disambut meriah oleh banyak konsumen.

Sejak saat itu bisnisnya pun maju pesat dan dikenal banyak orang. Tak hanya itu saja, strategi pemasaran Tupperware pun kala itu cukup terkenal karena menggunakan skema MLM (Multi Level Marketing).

 

Tupperware Ajukan Kebangkrutan

 

Tupperware akan meminta izin pengadilan untuk memulai penjualan bisnisnya dan ingin perusahaan terus beroperasi selama proses kebangkrutan berlangsung.

Tahun lalu, Tupperware memperingatkan bahwa perusahaan tersebut mungkin bangkrut kecuali jika dapat dengan cepat mengumpulkan pendanaan baru yang cepat.

"Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan sangat terdampak oleh lingkungan ekonomi makro yang menantang," kata President and CEO Tupperware Laurie Ann Goldman dilansir BBC, Jakarta, Rabu (18/9/2024).

Tupperware sempat mengalami kenaikan penjualan singkat selama pandemi, karena tren banyak orang memasak di rumah. Namun, hal tersebut tidak dapat membantu perusahaan karena permintaan terus menurun.

Hal ini diperparah dengan meningkatnya biaya bahan baku, upah yang lebih tinggi dan biaya transportasi juga telah menggerogoti margin keuntungannya.

Sementara, saham Tupperware anjlok lebih dari 50% minggu ini setelah laporan bahwa perusahaan tersebut berencana untuk mengajukan kebangkrutan.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement