Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Jadi Produsen Dunia, Ini Progres Proyek Pembangunan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 19 September 2024 |09:48 WIB
RI Jadi Produsen Dunia, Ini Progres Proyek Pembangunan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik
Ini Progres Proyek Pengembangan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan Indonesia bakal menjadi produsen mobil listrik terbesar dunia pada 2027. Menurut Jokowi, perkiraan ini karena Indonesia tengah membangun ekosistem kendaraan listrik, termasuk pembangunan pabrik baterai hingga kendaraan listrik.

Salah satu proyek ekosistem kendaraan listrik yang dibangun adalah Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leach (HPAL).

Pembangunan ini dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam. Anak perusahaan dari PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID hanya berfokus pada sektor hulu, tetapi juga memperluas bisnisnya ke sektor hilir guna mendukung transisi energi global yang berkelanjutan.

Corporate Secretary Antam Syarief Faisal Alkadrie menegaskan, perusahaan bersama mitra strategis berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian proyek-proyek penting yang mendukung ekosistem baterai ini. Perusahaan bersama mitra strategis akan mengakselerasi pencapaian berbagai milestone penting pada 2024. Hal ini termasuk penyiapan lahan untuk pembangunan RKEF dan HPAL, penyelesaian studi kelayakan, serta pengurusan izin-izin terkait.

"Langkah Antam dalam pengembangan ekosistem EV Battery dan hilirisasi nikel mencerminkan peran penting perusahaan dalam mendukung transisi energi global serta memaksimalkan potensi sumber daya mineral Indonesia untuk pasar kendaraan listrik dunia," ujar Syarief dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Salah satu proyek strategis Antam yang kini tengah berjalan adalah proyek hilirisasi nikel di Buli, Halmahera Timur. Proyek ini melibatkan konsorsium internasional CBL (CATL, Brunp, Lygend) dan mencakup pembangunan berbagai fasilitas, seperti tambang bijih nikel, pabrik RKEF, pabrik HPAL, serta pabrik material dan daur ulang baterai.

Perkembangan proyek ini cukup signifikan. Hingga Juni 2024, proyek RKEF berada pada tahap persiapan pre-EPC (Engineering, Procurement, and Construction) dan Pre-Project Financing, sementara proyek HPAL sedang dalam proses pembentukan perusahaan patungan (joint venture). Pabrik RKEF diharapkan mulai beroperasi pada 2027, sementara HPAL ditargetkan beroperasi setahun kemudian, pada 2028.

Untuk mewujudkan proyek-proyek besar ini, Antam membutuhkan investasi signifikan. Proyek RKEF diperkirakan membutuhkan dana sekitar USD400 juta hingga USD500 juta, dengan belanja modal sebesar USD8.000 hingga USD9.000 per ton nikel. Proyek HPAL, di sisi lain, memerlukan investasi sebesar USD250 juta hingga USD300 juta, dengan belanja modal per ton mencapai USD24.000 hingga USD30.000.

 

Sebagai bagian dari strategi hilirisasi nikel, Antam juga memperluas kapasitas pengolahannya dengan mengakuisisi smelter dari Tsingshan Group. Pada Mei 2024, anak perusahaan Antam, PT Gag Nikel, menandatangani Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) dengan Newton International Investment Pte. Ltd., anak usaha Tsingshan. Akuisisi ini diharapkan memperkuat posisi Antam dalam rantai nilai industri nikel global.

Selain fokus pada nikel, Antam juga terlibat dalam proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Proyek ini telah mencapai 89% penyelesaian dan dijadwalkan memulai commissioning pada akhir 2024, dengan target operasi komersial pada semester pertama 2025. SGAR memiliki kapasitas produksi sebesar 1 juta ton per tahun, dengan nilai investasi sebesar USD800 juta hingga USD900 juta.

"Dengan langkah-langkah strategis ini, Antam semakin memperkuat posisinya dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik, serta berperan aktif dalam transisi energi global dan pengembangan industri mineral di Indonesia," katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement