Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Harta Karun RI yang Diburu Dunia

Feby Novalius , Jurnalis-Senin, 23 September 2024 |14:18 WIB
Ini Harta Karun RI yang Diburu Dunia
Buah Kelapa RI Jadi Incaran Dunia. (foto: Okezone.com/Pexels)
A
A
A

JAKARTA - Harta karun Indonesia kembali dilirik dunia. Kali ini yang jadi incaran adalah buah kelapa.

Namun sayangnya, potensi emas hijau tersebut belum dimaksimalkan. Pasalnya sampai saat ini, Indonesia mayoritas besarnya masih ekspor buah kelapa.

"Bukan kelapa sawit ya, tapi kelapa buah. Itu potensinya kita sangat besar di Indonesia, " ujar Pengusaha Jerry Hermawan Lo, Senin (23/9/2024).

Indonesia sebagai produsen kelapa buah terbesar di dunia baru bisa ekspor buahnya saja. Padahal tanaman yang dijuluki pohon kehidupan ini tergolong sebagai pohon serbaguna.

Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan dari batang pohon dapat digunakan sebagai papan untuk pembuatan rumah, daunnya untuk bahan bungkus ketupat dan atap rumah, tangkai anak daunnya menghasilkan lidi untuk sapu, tangkai bunganya menghasilkan cairan nira, yang dapat diolah lebih lanjut menjadi gula kelapa.

Tak kalah penting dan bernilai paling ekonomi adalah buah kelapa, yang mampu menghasilkan daging buah muda, santan, minyak kelapa, bungkil kelapa, tepung kelapa, kopra, hingga cairan bahan pembuat nata de coco.

"Tapi Indonesia tidak jadi nomer satu dari olahan kelapa tersebut. Hanya gula aren yang tidak diolah di luar negeri. Paling kita olah jadi kopra tapi nilai ekonominya tidak tinggi. Satu bulan baru bisa dijual kopra. Di congkel, dijemur, diolah baru jadi kopra. Nilai ekonomisnya juga rendah, " ujarnya.

Menurutnya, dunia saat ini sudah melirik kelapa dari Indonesia karena segudang manfaat. Apalagi waktu Covid, permintaan kelapa tiba-tiba melesat dengan harga jual yang tinggi.

"Di China sekarang ada ribuan pabrik kelapa, mereka perlu ekspor dari kita. Kita itu ekspor kelapa dan turunannya kecil kecuali gula aren. Orang sudah tahu waktu Covid, harga air kelapa di China naik hampir 40 kali lipat. Orang tidak lagi minum softdrink atau berbahan soda, tidak natural lagi. Sekarang orang sudah mengerti harus minum barang natural," ujarnya.

Presiden Joko Widodo juga meminta agar kelapa Indonesia tidak diekspor mentah (kelapa butir atau kelapa bulat), namun diekspor sebagai barang setengah jadi atau barang jadi agar produk memiliki nilai tambah. Nata de coco, arang batok dan kelapa parut adalah beberapa produk turunan dari kelapa.

Nilai tambah nata de coco mencapai 3,6 kali, sedangkan nilai tambah arang batok mencapai 4,5 kali, nilai tambah kelapa parut mencapai 6 kali, dan nilai tambah VCO (Virgin Coconut Oil) hingga 11 kali.

Oleh karena itu, Jerry melalui agrobisnis melakukan pengembangan yang masif, di antaranya menyiapkan lahan pertanian 35 ribu hektare (ha) untuk kelapa buah, membangun pabrik olahan kelapa dan mensejahterakan petani kelapa.

"Kami bergandengan dengan masyarakat adat. Mereka punya tanah adat, kami izinin, kami kita kerjasama mengembangkannya. Produksi kelapa pasti kita beli, takutnya kan masyarakat khawatir kelapa tidak dibeli, tapi kita kasih keyakinan karena ada pabrik kita," ujarnya.

Dirinya menargetkan bisa membuka 500-1.000 ha perkebunan kelapa buah. Dengan pengolahan pabrik kapasitas 500 ribu buah per hari.

"Sebenarnya investasi tidak besar, tancap aja tumbu kelapanya. Apalagi tanah kita subur luar biasa," ujarnya.

Selain itu, dirinya juga mendorong petani untuk menanam sayur. Di mana hasilnya disalurkan ke hotel-hotel sampai pusat perbelanjaan.

”Kami menanam sayuran yang sederhana dulu, seperti caisim, kailan, tomat, dan terong. Selain memasok ke restoran, hotel, dan supermarket,” ungkap Jerry.

Menurut Jerry, ada lima hal yang diperlukan agar Indonesia bisa semakin kuat dalam pengelolaan swasembada pangan. Pertama, sumber daya alam. Dalam hal ini, telah disebut, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah. Kedua, pembangunan infrastruktur yang terbilang luar biasa dalam 10 tahun terakhir.

”Dengan dukungan infrastruktur, pengangkutan hasil alam dari desa menuju kota sudah jauh lebih baik,” ucap Jerry.

Ketiga, penegakan hukum yang juga sudah berjalan baik. Keempat, sumber daya manusia, di mana para generasi muda diarahkan ke sektor pertanian dan peternakan.

Sedangkan yang kelima adalah peran serta investor. Jerry Hermawan Lo berpendapat, keterlibatan investor benar-benar sangat dibutuhkan untuk membantu mengelola lahan-lahan yang ada di berbagai daerah.

Dengan begitu, masyarakat di daerah pun memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan dari pemanfaatan lahan di bidang pertanian dan perkebunan.

”Bersyukur, sudah banyak pengusaha yang menghubungi saya, tertarik untuk ikut serta dalam program mencetak 1.000 sarjana pertanian. Bahkan, beberapa dari mereka ingin lahannya dikelola untuk bisa mendukung program ini,” ujarnya.

Sebagai informasi, produksi kelapa di Indonesia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga diekspor ke berbagai negara. Berdasarkan catatan FAO yang dilaporkan Pusdatin Kementerian Pertanian, Indonesia merupakan produsen sekaligus eksportir kelapa butir terbesar di dunia dalam kurun 2016-2020, dengan kontribusi sebesar 58,37% terhadap total volume ekspor kelapa dunia. Eksportir terbesar selanjutnya ditempati negara Thailand, Vietnam, India, Pantai Gading, dan Malaysia.

Data dari Pusdatin, dalam kurun 2016-2019 produksi kelapa terus mengalami penurunan dan naik sekitar 18 ribu ton pada tahun 2020. Selama periode 2012-2021 perkembangan volume ekspor produk turunan kelapa berupa kopra dan minyak kelapa, berfluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing sebesar 42,62% dan 1,00% per tahun. Namun, volume ekspor keduanya masih jauh di bawah ekspor kelapa butir.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement