JAKARTA - Ternyata segini gaji Reno Munz di Klub Bayer Leverkusen yang bisa gabung Timnas Indonesia tanpa naturalisasi.
Sebab Shin Tae-yong meliriknya untuk memperkuat Timnas Indonesia jika memang berminat. Beberapa penasaran mengenai sosoknya hingga gajinya.
Ternyata segini gaji Reno Munz di Klub Bayer Leverkusen yang bisa gabung Timnas Indonesia tanpa naturalisasi cukup besar. Saat menjadi anggota klub Bayer Leverkusen mendapatkan Rp3,48 miliar. Namun, dia sudah tidak di klub tersebut.
Reno Munz pindah ke Greuter Furth pada musim panas lalu.Sebagai informasi, Reno Munz tak punya darah keturunan Indonesia dari kedua orangtuanya. Ayah dan ibunya sama-sama berkewarganegaraan Jerman.
Tetapi, Reno Munz diketahui lahir di Jakarta. Tepatnya, dia lahir pada 2 Oktober 2005. Hal inilah yang bisa dimanfaatkan sehingga sang pemain tak perlu dinaturalisasi.
Berdasarkan statute FIFA, seorang pemain yang lahir di suatu negara bisa membela negara tersebut tanpa melalui naturalisasi. Karena itu, berdasarkan asas Ius Soli, Reno Munz adalah warga negara Indonesia (WNI).
Sayangnya, Indonesia bukan termasuk negara yang menganut asas Ius Soli secara penuh. Pemberlakuannya pun terbatas hanya bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No 12 Tahun 2006.
Berdasarkan undang-undang tersebut, Munz berstatus sebagai anak berkewarganegaraan ganda. Seorang anak yang berkewarganegaraan ganda wajib menentukan kewarganegaraannya pada rentang usia 18-21 tahun.
Reno Munz yang masih berusia 18 tahun saat ini pun bisa menjadi WNI tanpa perlu menjalani proses naturalisasi. Ia hanya perlu menyatakan tertarik membela Timnas Indonesia untuk kemudian diberikan KTP sebagai tanda sah penduduk Indonesia.
Secara usia, Reno Munz juga masih sangat muda. Alhasil, bek mud aini bisa berguna untuk jangka panjang.
Terlepas dari itu, Shin Tae-yong kini tentunya tengah fokus mempersiapkan skuad Garuda untuk mentas di dua laga lanjutan Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Timnas Indonesia akan menghadapi Bahrain dan China pada bulan depan.
(Rina Anggraeni)