Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Terkapar Usai Iran Serang Israel Pakai Rudal

Anggie Ariesta , Jurnalis-Rabu, 02 Oktober 2024 |07:22 WIB
Wall Street Terkapar Usai Iran Serang Israel Pakai Rudal
Wall Street Lesu Setelah Konflik Timur Tengah. (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street melemah imbas konflik Timur Tengah. Investor pun meninggalkan aset berisiko khawatir adanya serangan lebih luas setelah Iran meluncurkan beberapa rudal ke Israel.

Dow Jones Industrial Average turun 173 poin, atau 0,4%, S&P 500 diperdagangkan 1% lebih rendah, sementara NASDAQ Composite turun 1,5%. Demikian dilansir dari Investing, Rabu (2/10/2024).

Sebelumnya, Iran meluncurkan serangan ke Israel. Iran meluncurkan rudal balistik ke Israel. Hal ini pun meningkatkan konflik di Timur Tengah yang kaya minyak yang mengancam akan menyeret kekuatan regional utama serta AS.

Iran memperingatkan pihak internasional tentang skala dan waktu serangan. Israel mengatakan akan melakukan serangan udara yang kuat, yang menandakan bahwa serangan balasan potensial terhadap Teheran dapat segera terjadi.

Hal ini menyusul pasukan Israel yang memulai serangan "terbatas" terhadap target Hizbullah di wilayah perbatasan Lebanon.

Meningkatnya ketakutan akan konflik Timur Tengah yang lebih luas memicu tawaran harga minyak karena kekhawatiran gangguan pasokan di wilayah tersebut, sementara pertahanan juga meningkat tajam.

Meski demikian, ketiga indeks utama di Wall Street naik pada September dan kuartal ketiga, September positif pertama untuk S&P 500 sejak 2019.

S&P 500 sudah naik lebih dari 20% ersen tahun ini atau pertama kalinya sejak 1997 indeks acuan naik 20% atau lebih selama sembilan bulan pertama tahun ini.

Investor juga akan mencermati pembacaan indeks manajer pembelian manufaktur dan jasa dari Institute for Supply Management pada bulan September minggu ini untuk mendapatkan sinyal lebih lanjut tentang momentum ekonomi Amerika.

Minggu ini akan berakhir dengan rilis laporan penggajian nonpertanian bulan Oktober pada hari Jumat, dengan para ekonom memperkirakan ekonomi AS akan menambah 144.000 pekerjaan.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement