Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kunci Sukses Dirut Bank Jago di Tengah Deflasi 5 Bulan Beruntun hingga Penurunan Daya Beli

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Sabtu, 05 Oktober 2024 |10:33 WIB
Kunci Sukses Dirut Bank Jago di Tengah Deflasi 5 Bulan Beruntun hingga Penurunan Daya Beli
Dirut Bank Jago bicara soal fenomena deflasi (Foto: Bank Jago)
A
A
A

YOGYAKARTA - Direktur Utama PT Bank Jago Tbk (ARTO) Arief Harris Tandjung menjawab fenomena deflasi 5 bulan beruntun yang dialami Indonesia hingga pengaruhnya ke daya beli mayarakat. Dalam kondisi saat ini yang harus disiapkan adalah strategi jitu, salah satunya melalui kolaborasi.

"Saya rasa mungkin number one dalam bisnis, kita harus selalu agile menghadapi challenges, kita juga harus berduduk. Jadi kalau buat Bank Jago sendiri, kami itu selalu prudently looking to the market dan selalu harus  agile untuk menyikapi tantangan-tantangan itu, termasuk termasuk what ever happened yang terjadi belakangan ini (deflasi)," ujar Arief saat Focus Group Discussion di Yogyakarta.

Kolaborasi yang sudah dilakukan dan menghasilkan dampak positif ke kinerja yakni Bank Jago dengan GoTo Financial, lini usaha PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Tidak hanya itu, Bank Jago juga sudah berkolaborasi dengan Bibit.id. Tercatat, saat ini jumlah nasabah Bank Jago telah mencapai lebih dari 13 juta. Jumlah ini tidak bisa dikatakan sedikit, karena bank digital tersebut hanya memiliki 5 kantor cabang di Indonesia.

"Kolaborasi dengan Goto, ekosistem Bibit dalam hal ini termasuk Stockbit membuat pertumbuhan Bank Jago lebih cepat. Bahkan boleh dibilang kalau kami tidak kolaborasi mungkin pertumbuhan kami tidak secepat sekarang ini," ujarnya.

Arief menjelaskan, jika dilihat dari indikator ekonomi, suku bunga acuan Bank Indonesia mulai turun dan laju inflasi juga relatif terkendali. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga stabil dan defisit APBN dijaga di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Tapi kita juga melihat ada faktor-faktor yang kita harus perhatikan. Indikasi seperti misalnya penurunan daya beli dari segmen menengah ke bawah, istilah makan tabungan dan sebagainya. Apakah dampaknya sekarang dirasakan seluruh Indonesia saat ini? Jawabannya mungkin belum. Tapi di partner kita mungkin ada yang sudah mulai merasakan," ujarnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement