Untuk itu, Bank Jago secara berkala akan mereview bersama-sama dengan para partner dan bagaimana bisa melihat tren ini hingga cara mengatasinya secepat mungkin. "Dan is there anything yang kita bisa bantu partner-nya kita supaya juga bisa memitigasi atau soften impact dari hal-hal tersebut," ujar Arief.
Arief menegaskan, bagi pihaknya, kemitraan bukan hanya sekadar menyediakan pendanaan atau produk, namun juga dapat bertumbuh bersama.
"Buat kita, partnership adalah bagaimana kita bisa berjuang bersama-sama dengan partner kita, termasuk di kala partner kita mengalami kesulitan-kesulitan dan sebagainya. Ini yang menjadi sebenarnya DNA-nya kita dalam berpartner dengan teman-teman partner kita. Jadi mungkin itu cara kita meng-address hal-hal-hal yang kita hadapi saat ini," kata Arief.
Kolaborasi Bisnis Bank Jago
Sejak awal Bank Jago berkomitmen untuk konsisten berkolaborasi dengan mitra strategis, seperti ekosistem GoTo yang terdiri dari Gojek, GoPay, dan Tokopedia-TikTok serta ekosistem keuangan digital Bibit dan Stockbit. Bank Jago mengembangkan Aplikasi Jago (Jago App) yang dirancang untuk tertanam di berbagai ekosistem digital tersebut sehingga dapat disesuaikan (customized) dan dipersonalisasi (personalized) agar kompatibel dengan teknologi pelaku ekosistem dan kebutuhan masing-masing nasabah pengguna.
Model bisnis kolaborasi dengan ekosistem digital membuat Bank Jago berhasil memiliki nasabah funding melalui Aplikasi Jago sebanyak lebih dari 10 juta per Juli 2024 lalu. Dari jumlah tersebut sebanyak 66% berasal dari mitra ekosistem. Jika memperhitungkan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta.
Pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp14,8 triliun sampai dengan akhir kuartal II-2024 atau tumbuh 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,1 triliun. Sebanyak 61% dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 39% atau Rp5,7 triliun merupakan term deposit (TD).
Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun per akhir kuartal II-2024 atau tumbuh 40% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,2 triliun.
Penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,4%.
Pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong aset Bank Jago menjadi Rp24,2 triliun per semester I-2024 atau tumbuh 29% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,9 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 50%, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Ke depan, Bank Jago akan melakukan beberapa diversifikasi untuk mengembangkan bisnis. Tidak hanya mengandalkan partner bisnis tapi juga akan membuat direct lending.
Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph mengatakan, pada bulan ini Bank Jago telah meluncurkan produk bernama Jago Dana Cepat.
"Produk ini adalah produk pembiayaan langsung ke costumer aktif dan memiliki kualitas yang baik dilihat dari profil mereka," ujarnya.