JAKARTA - Indonesia melakukan pengembangan kendaraan listrik. Salah satu hasilnya adalah fasilitas Kendaraan Listrik Berbasis CKD yang sedang dibangun di Magelang, Jawa Tengah
Saat ini, fasilitas Kendaraan Listrik Berbasis CKD telah mencapai 86% dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2024.
"Fasilitas ini akan menjadi yang pertama di Indonesia yang mampu memproduksi chassis kendaraan listrik komersial dengan metode CKD," kata Presiden Direktur VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) Gilarsi W Setijono dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (25/10/2024).
Pencapaian ini juga diakui oleh Kementerian Perindustrian karena tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang telah melebihi 40% untuk produk bus 12 meter.
Sementara itu, VKTR mengantongi pendapatan Rp646 miliar hingga kuartal III tahun 2024. Lini bisnis kendaraan bermotor listrik dan manufaktur suku cadang berkontribusi pada pendapatan perseroan.
Pendapatan VKTR pada periode ini mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar Rp891 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Hal tersebut sesuai dengan data Gaikindo yang menunjukkan adanya pelemahan penjualan kendaraan niaga di Indonesia sebesar 21 persen sampai bulan September 2024. Namun demikian, pendapatan bersih tetap menunjukkan pertumbuhan yang stabil di setiap kuartalnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,9 persen.
Di sisi lain, laba kotor mengalami penyusutan menjadi Rp124 miliar dari sebelumnya sebesar Rp156 miliar. Namun demikian, marjin laba kotor meningkat dari 17,5 persen menjadi 19,1 persen pada periode ini, terutama karena efisiensi produksi di bidang manufaktur suku cadang dan kontribusi penjualan truk serta forklift.
“Perseroan mengalami pertumbuhan stabil di setiap kuartal di tahun 2024, dan kami optimistis pertumbuhan ini akan terus terjadi dengan semakin banyaknya pesanan dan purchase order untuk berbagai macam line up produk VKTR,” katanya.
Sampai akhir September 2024, VKTR mendapatkan tender Transjakarta via operator sebanyak 20 unit bus listrik 12 meter Completely Knocked Down (CKD). Unit-unit tersebut ditargetkan serahterima kepada operator pada akhir tahun ini. Diharapkan, unit tambahan tersebut dapat memberikan kontribusi positif dalam penurunan emisi transportasi di Jakarta.
Di luar proyek Transjakarta, VKTR telah berhasil mengamankan beberapa Purchase Order (PO) dari instansi pemerintah dan perusahaan BUMN, termasuk unit compactor, dump truck dan arm roll truck. Sampai saat ini, dua unit compactor listrik pertama bahkan telah beroperasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) sejak Agustus 2024.
Meskipun pasar kendaraan listrik komersial masih menghadapi tantangan adopsi, kata Gilarsi, tindakan iklim yang mulai menjadi penggerak utama di berbagai kebijakan menunjukkan bahwa elektrifikasi mobilitas komersial hanya soal waktu.
“Dengan komitmen kuat terhadap keberlanjutan, VKTR optimistis akan mampu memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan dan berkontribusi pada transformasi industri transportasi di Indonesia,” ujar Gilarsi.
(Dani Jumadil Akhir)