JAKARTA - Kenapa orang Madura buka warung 24 jam? ternyata ini jawabannya. Keberadaan warung Madura telah menjadi fenomena yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Kehadirannya yang kerap mendiami ruko-ruko sempit dengan menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat seperti rokok, obat nyamuk, hingga obat-obatan sederhana menjadi daya tarik tersendiri.
Namun berbeda dari warung dan toko kelontong pada umumnya, warung Madura selalu buka 24 jam. Tidak pernah tutup apapun keadaannya. Mengapa demikian.
Sebelum mengetahui kenapa orang Madura buka warung 24 jam, perlu diketahui lebih dahulu bagaimana usaha toko kelontong ini muncul dan bagaimana perkembangannya hingga bisa masif seperti saat ini.
Orang Madura pada hakikatnya adalah seorang perantau. Kondisi geografis yang kurang memadai membuat usaha pertanian kurang baik di daerah ini sehingga merantau menjadi salah satu pilihan terbaik.
Sejak zaman Belanda, masyarakat Madura sudah mulai merantau. Sekitar awal 1900 an, ada banyak orang Madura khususnya dari Sumenep yang merantau ke Jakarta. Sebagian besar dari mereka bermukim di daerah Priok, dan menjalankan bisnis kayu dari Kalimantan dan berjualan bubur kacang ijo khas Madura.
Keberhasilan membuka usaha kayu membuat usaha ini dikembangkan menjadi bisnis ayu potong, triplek, hingga meubelair. Masyarakat Madura lain juga kemudian membuka warung kacang ijo di sudut-sudut Kota Jakarta.
Mereka juga mulai membuka usaha lain dengan memulai usaha toko kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga. Mulai dari rokok, kerupuk, obat-obatan, roti, hingga melayani pembayaran token listrik dan mengisi bensin.
Karena berdasarkan usaha keluarga, maka perlahan sanak keluarga mulai diboyong ke Jakarta. Mereka kemudian dipekerjakan untuk menjaga warung tersebut secara bergantian agar warung bisa buka terus selama 24 jam.