Kepada investor, bursa mengharapkan agar selalu bersikap rasional menghadapi sentimen global. Di tengah ketidakpastian global, fundamental perusahaan tercatat dinilai perlu menjadi landasan dalam mengambil keputusan berinvestasi.
“Jadi investor tetap harus memantau, mengikuti. Tapi kembali lagi ke fundamental, dan investor harus mengambil keputusan secara rasional,” katanya.
Waspadai Arus Keluar Investor Asing
Analis BRI Danareksa Sekuritas sebelumnya mengantisipasi perubahan kebijakan di Amerika Serikat dapat berdampak terhadap arus modal asing di Indonesia.
Kondisi ini berlangsung seiring imbal hasil surat utang AS (US Treasury) yang masih tinggi, kendati pelaku pasar dikejutkan dengan data pekerjaan non-farm payrolls (NFP) AS yang lebih rendah.
“Meski data NFP lemah, menunjukkan penambahan lapangan kerja pada bulan Oktober hanya 12 ribu, jauh di bawah estimasi 113 ribu, yield US Treasury tetap tinggi,” terang riset tersebut.
Sementara itu, yield Obligasi Pemerintah Indonesia (INDOGB) 10 tahun hanya mengalami sedikit kenaikan, naik 1 bps menjadi 6,76 persen, sejalan dengan penurunan rupiah.
“Pelemahan rupiah juga memicu arus keluar asing,” terangnya.
Menurut data RTI, dalam sepekan, terjadi arus keluar modal dari investor asing di bursa saham mencapai Rp1,40 triliun.
Sementara data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) per 31 Oktober melaporkan arus keluar modal asing sebesar Rp3,80 triliun dalam kepemilikan asing atas Surat Berharga Negara (SBN).
(Taufik Fajar)