BOGOR - Proyek pengganti LPG melalui hilirisasi atau gasifikasi batu bara menjadi gas dimetil eter (DME) bisa direalisasikan, namun ada syaratnya.
Syarat ini berupa penugasan dari pemerintah untuk PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Sebab, pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya hilirisasi, terutama dalam pengembangan DME sebagai alternatif energi untuk menekan impor LPG.
"(DME) ini juga yang kami sebetulnya dorong kepada pemerintah supaya memang ini terjadi butuh adanya penugasan," ujar Corporate Secretary PTBA Niko Chandra dalam media gathering di Bogor.
Penugasan ini penting dilakukan karena sebagai BUMN memiliki fungsi untuk melayani kepentingan publik. Apalagi proyek DME akan menjadi substitusi LPG 3 kilogram (kg) yang banyak digunakan masyarakat.
"Ini kan ujungnya untuk publik yang mana untuk masyarakat ya kita tentu saja butuh penugasan di sana," ungkapnya.
Diketahui, awalnya proyek ini digarap PTBA bersama Air Products and Chemicals Inc, namun kedua investor tersebut mundur. Saat ini PTBA tengah menjajaki kerja sama dengan beberapa pihak lain.
Terakhir, perseroan mengumumkan sedang menjalin komunikasi dengan perusahaan asal China, East China Engineering Science and Technology Co., Ltd.
Industri Batu Bara
Sementara itu, PTBA melihat industri batu bara akan lebih moncer ke depan, hal ini dipicu dampak positif kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Niko Chandra menyatakan bahwa prospek industri batu bara ke depan terlihat positif, terutama dengan kondisi geopolitik global pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.
"Yang pasti dengan kondisi ke depan yang outlook-nya masih positif, apalagi melihat secara kondisi geopolitik pasca terpilihnya Trump tampaknya ada secercah harapan untuk industri batu bara," kata Niko.
"Untuk industri batu bara makin, bahasanya kalau dulu itu memanas," sambungnya.
Lanjut Niko mengatakan, kemenangan Donald Trump membawa harapan positif bagi stabilitas geopolitik global, yang diperkirakan dapat mendukung pertumbuhan industri batu bara di masa mendatang.
"Di tatanan global sebetulnya dengan kebijakan dan kalau kita lihat Trump yang terpilih itu, ya sama yang kayak periode sebelumnya, bakal agak relatif berjaya (industri batu bara)," ujar Niko.
Di sisi lain, PTBA optimistis dengan prospek harga batu bara di masa mendatang, dengan permintaan domestik menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor ini.
Kondisi pasca Covid-19 menunjukkan permintaan batu bara di dalam negeri terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi dan pembangunan.
"Memang paling utama tetap dari domestik ya. Karena kita lihat secara pasca Covid-19 ini memang secara pertumbuhan demand, kalau kita lihat terus tumbuh," ujarnya.
(Taufik Fajar)