“Pengguna hanya fokus pada jumlah yang mereka pikir akan mereka terima tanpa memahami tanggung jawab dan risiko pinjaman mereka,” kata Farras.
Hal tersebut juga diakui oleh Asosiasi Fintech Indonesia dimana perlu adanya literasi keuangan.
“Aftech menyadari pentingnya menjaga pertumbuhan harus diselaraskan dengan literasi keuangan tentang penggunaan yang bijak, perencanaan keuangan, dan kesadaran akan risikonya,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal Aftech, Firlie Ganinduto.
Demikian gambaran penurunan daya beli masyarakat yang disebabkan karena utang pinjol yang di alami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
(Dani Jumadil Akhir)