Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bertemu Prabowo, Sri Mulyani Bahas Harga Gas Murah untuk Industri

Anggie Ariesta , Jurnalis-Rabu, 22 Januari 2025 |15:02 WIB
Bertemu Prabowo, Sri Mulyani Bahas Harga Gas Murah untuk Industri
Sri Mulyani bertemu Presiden Prabowo (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto yang didampingi beberapa menteri lain untuk membahas kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

1. Pemberian HGBT


Menurut Sri Mulyani, pemberian HGBT salah satunya ke PLN berkontribusi terhadap ketahanan Energi dan HGBT ke Pupuk berkontribusi pada ketahanan Pangan nasional.

"Kebijakan HGBT yang sangat bermanfaat bagi industri dan perekonomian - menimbulkan beban fiskal dalam bentuk pendapatan negara (PNBP) yang tidak diterima," kata Sri Mulyani dalam akun Instagram resminya, Rabu (22/1/2025).


2. Beri Dukungan

Menurut Menkeu, pemerintah akan terus memberikan dukungan perkuatan industri nasional agar terus kompetitif efisien dan memperkuat ketahanan perekonomian Indonesia.

Ia juga memastikan APBN terus hadir bekerja keras untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan mendukung dan memperkuat perekonomian Indonesia.

"APBN harus selalu dijaga agar tetap sehat dan kuat menjalankan berbagai tugas menjaga perekonomian dan membangun negara," ungkap Sri Mulyani.

 


3. HGBT Berfokus 7 Sektor

Diterapkan sejak tahun 2020 berdasarkan Perpres No.121/2020, HGBT berfokus pada 7 sektor yaitu Pupuk, Petrokimia, Oleochemical, Baja, Keramik, Kaca & Sarung Tangan Karet) serta Sektor Ketenagalistrikan.

Penerima manfaat HGBT diantaranya PLN (49 persen) , Pupuk (37 persen), keramik (5,4 persen) dan Petrokimia (5 persen).


4. Kebijakan HGBT

Dia menilai, kebijakan HGBT dilihat secara komprehensif baik dari aspek korporasi, ekonomi, dan fiskal.

Dari sisi korporasi terjadi perbaikan kinerja peningkatan net profit margin (NPM) dari 6,21 persen pada 2020 menjadi 7,53 persen di 2023.

NPM tahun 2023 terbesar disumbang industri pupuk (12,73 persen), sarung tangan karet (11,36 persen), dan kaca (11,24 persen).

Kinerja korporasi tercermin pada peningkatan penerimaan pajak pada sektor penerima HGBT dari Rp37,16 triliun di 2020 menjadi Rp65,06 triliun pada 2023 dengan penyumbang pajak tertinggi di sektor ketenagalistrikan, pupuk, baja, dan petrokimia.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement