JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah melakukan pertemuan di Gedung Putih. Kedua kepala negara membahas soal mineral langka yang ada di Ukraina.
Namun dalam pertemuan tatap muka tersebut, Trump dan Zelensky justru beradu mulut dalam mengamankan kesepakatan yang akan memungkinkan Amerika Serikat mengakses hak mineral langka Ukraina,
"Anda akan membuat kesepakatan atau kami keluar," ujar Trump kepada Zelensky, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (2/3/2025).
Trump pun mengindikasikan kesepakatan yang diusulkan itu batal.
"Saya telah memutuskan bahwa Presiden Zelensky tidak siap untuk Perdamaian jika Amerika terlibat, karena dia merasa keterlibatan kami memberinya keuntungan besar dalam negosiasi," tulis Trump.
"Dia tidak menghormati Amerika Serikat di Ruang Oval yang terhormat. Dia bisa kembali ketika dia siap untuk Perdamaian," sambung Trump.
Percakapan yang disaksikan oleh puluhan wartawan Amerika dan Ukraina di Ruang Oval, menjadi memanas sekitar 40 menit setelah Zelenskyy mengangkat isu invasi Rusia ke Krimea pada 2014.
Wakil Presiden AS JD Vance langsung mengkritik Zelensky, menuduhnya melakukan tur propaganda.
"Saya pikir tidak sopan bagi Anda untuk datang ke Ruang Oval untuk mencoba meributkan hal ini di depan media Amerika," katanya.
Baik Vance maupun Trump menuduh pemimpin Ukraina tidak berterima kasih atas bantuan yang diterima negaranya dari Washington.
"Anda tidak punya kartu saat ini," kata Trump, dengan nada yang meninggi saat Zelensky mencoba membantahnya.
"Anda mempertaruhkan nyawa jutaan orang. Anda mempertaruhkan Perang Dunia III," kata Vance.
Zelensky meninggalkan Gedung Putih lebih awal tanpa berpartisipasi dalam konferensi pers bersama yang dijadwalkan.
Sebelum pertemuan berakhir, Trump mengatakan bahwa ia hampir menandatangani kesepakatan dengan Zelenskyy.
"Kami memiliki sesuatu yang merupakan kesepakatan yang sangat adil, dan kami berharap untuk masuk dan menggali, menggali, menggali, dan bekerja serta memperoleh sebagian mineral langka," kata Trump kepada Zelensky.
Kesepakatan tersebut mencakup ketentuan untuk kepemilikan bersama dan pengelolaan dana rekonstruksi pascaperang untuk Ukraina, yang mana Ukraina akan mengalokasikan 50 persen dari pendapatan masa depan dari sumber daya alam negara tersebut.
Trump menggambarkan perjanjian mineral ini sebagai sejenis "backstop" guna menggantikan jaminan keamanan di mana Amerika Serikat memberi dukungan garis belakang bagi pasukan perdamaian Ukraina pasca perang dengan Rusia.
“Itu artinya kami akan berada di dalam, dan itu adalah komitmen besar dari Amerika Serikat,” katanya.
Perjanjian tersebut menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mempertahankan komitmen keuangan jangka panjang untuk pengembangan Ukraina yang stabil dan makmur secara ekonomi.
Perjanjian tersebut tidak secara langsung merujuk pada upaya untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina atau tentang pengaturan keamanan di masa mendatang, selain dari satu baris: “Pemerintah Amerika Serikat mendukung upaya Ukraina untuk memperoleh jaminan keamanan yang diperlukan untuk membangun perdamaian abadi.”
Di luar kesepakatan mineral, Trump tidak berkomitmen untuk memberikan jaminan keamanan apa pun guna mendukung pasukan penjaga perdamaian Eropa untuk menegakkan gencatan senjata di masa mendatang antara Ukraina dan Rusia — tuntutan yang diajukan oleh Prancis, Inggris, dan sekutu NATO lainnya.
“Saya tidak suka berbicara tentang penjagaan perdamaian sampai kita mencapai kesepakatan,” kata Trump dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris Kier Starmer pada hari Kamis di Gedung Putih.
(Feby Novalius)