AS sangat bergantung pada China untuk elemen tanah jarang (rare earth elements/REE), yang merupakan bahan penting dalam pembuatan teknologi canggih, sistem pertahanan, dan produk energi terbarukan.
China, yang memimpin produksi global REE, telah mengambil langkah untuk memperketat kontrol atas ekspor bahan strategis ini, yang sering kali dilakukan sebagai respons terhadap kebijakan perdagangan AS.
Trump, selama masa jabatan presidennya yang pertama, memberlakukan tarif atas barang-barang China pada Maret 2018, yang mendorong China untuk merespons dengan membatasi ekspor REE. Pembatasan terbaru terjadi pada 4 April, hanya dua hari setelah tarif baru AS diumumkan.
Saat ini, China menyumbang 69 persen dari produksi REE dunia dan memiliki 49 persen dari perkiraan 90 juta ton cadangan global, menurut data Survei Geologi AS pada 2024.
(Taufik Fajar)